TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Taliban: Kami Tidak Ingin Melecehkan Perempuan, Itu Dilarang Allah!

Taliban akui masih ada militan menyakiti perempuan di luar

Pengungsi anak-anak menunggu penerbangan berikutnya setelah didaftarkan di Bandara Internasional Hamid Karzai, di Kabul, Afghanistan, Kamis (19/8/2021). Gambar diambil 19 Agustus 2021 (ANTARA FOTO/1stLt. Mark Andries/U.S. Marine Corps/Handout via REUTERS)

Jakarta, IDN Times – Terakhir kali Taliban berkuasa pada 1996 hingga 2001, perempuan Afghanistan umumnya tidak diizinkan untuk meninggalkan rumah, kecuali dalam kondisi yang ditentukan secara terbatas. Mereka yang melanggar berisiko dipukuli, disiksa, atau bahkan dieksekusi.

Namun, sejak menaklukkan Kabul sembilan hari lalu, dalam berbagai kesempatan Taliban selalu meyakinkan masyarakat bahwa mereka akan memimpin Afghanistan dengan cara yang berbeda. Perempuan akan diizinkan bekerja dan bersekolah, sebatas tidak melanggar penafsiran mereka atas hukum Islam.

Dilansir dari New York Times, Taliban mengaku belum bisa mengimplementasikan janji itu karena masih banyak militan yang terbiasa menyakiti perempuan yang beraktivitas di luar rumah.

"Kami khawatir pasukan kami yang baru dan belum terlatih dengan baik akan menganiaya perempuan. Kami tidak ingin pasukan kami melakukannya, Tuhan melarang untuk menyakiti atau melecehkan perempuan,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, Selasa (24/8/2021).

“Sampai kami memiliki prosedur baru, gaji mereka (pekerja perempuan) akan dibayarkan di rumah mereka,” tambah dia.

Baca Juga: Daftar Kekayaan Mineral Afghanistan yang Kini di Tangan Taliban

1. Taliban buka kemungkinan perempuan tidak wajib mengenakan burkak

Tentara AS yang ditugaskan di Brigade ke-3, Divisi Gunung ke-10 mengawal warga yang dievakuasi menuju terminal check-in di Bandara Internasional Hamid Karzai, di Kabul, Afghanistan, Jumat (20/8/2021) (ANTARA FOTO/Lance Cpl. Nicholas Guevara/U.S. Marine Corps/Handout via REUTERS)

Pernyataan Mujahid selaras dengan komentar Ahmadullah Waseq, wakil komite urusan budaya Taliban, yang mengatakan bahwa mereka tidak memiliki masalah dengan pekerja perempuan selama mereka mengenakan jilbab.

“Tapi, untuk saat ini, kami meminta mereka untuk tinggal di rumah sampai situasi menjadi normal. Sekarang situasi militer," ujar Mujahid.

Pada Selasa (17/8/2021), saat menggelar konferensi pers perdana, Taliban menyampaikan kemungkinan bahwa perempuan tidak akan diwajibkan mengenakan burkak.

“Ada berbagai macam jenis hijab, tidak terbatas hanya burkak,” kata juru bicara politik Taliban Suhail Shaheen.

2. Janji manis Taliban bukan sesuatu yang baru

Pengungsi menaiki pesawat saat Departemen Pertahanan AS berkomitmen untuk mendukung Departemen Luar Negeri AS dalam keberangkatan personel sipil AS dan sekutu dari Afghanistan, dan untuk mengevakuasi sekutu Afghanistan dengan aman, dalam gambar handout terbaru tanpa tanggal (ANTARA FOTO/Staff Sgt. Brandon Cribelar/U.S. Air Force /Handout via REUTERS)

Direktur asosiasi hak-hak perempuan di Human Rights Watch, Heather Barr, menyampaikan bahwa klaim Taliban tentang pembatasan perempuan untuk sementara waktu bukanlah sesuatu yang baru.

"Penjelasan keamanan yang kurang baik, kemudian perempuan bisa lebih bebas, pada tahun-tahun mereka berkuasa, momen itu tidak pernah tiba. Saya dapat berjanji kepada Anda bahwa para perempuan di Afghanistan yang mendengar ini akan berpikir bahwa hari itu tidak akan pernah tiba,” terang Barr.

Brian Castner, penasihat senior di Amnesty International, menambahkan jika Taliban memiliki iktikad baik untuk melindungi perempuan, maka mereka harus melatih pasukannya secepat mungkin.

"Anda tidak dapat memiliki kemampuan seperti Taliban yang telah beroperasi dengan cara tertentu selama 25 tahun, dan kemudian hanya karena mengambil alih pemerintahan, maka semua pejuang dan semua orang di Taliban dapat melakukan sesuatu yang berbeda," katanya.

Baca Juga: Taliban Tunjuk Kepala Bank Sentral Baru, Kualifikasinya Dipertanyakan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya