TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Taliban Menjamin Afghanistan Tidak Akan Menjadi Sarang Teroris

Taliban juga telah memaafkan "kejahatan" negara-negara Barat

Pejuang Taliban berjaga-jaga di provinsi Ghazni, Afghanistan, Sabtu (14/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer.

Jakarta, IDN Times – Taliban berjanji akan membangun pemerintahan yang inklusif, melindungi hak-hak perempuan sesuai interpretasi syariah, dan mencegah Afghanistan menjadi sarang terorisme. Pernyataan itu disampaikan pada Selasa (17/8/2021), yang sekaligus menjadi penampilan publik pertama Taliban sejak merebut Kabul pada Minggu (15/8/2021).

"Kami meyakinkan masyarakat internasional, terutama Amerika Serikat (AS) dan negara-negara tetangga, bahwa Afghanistan tidak akan digunakan untuk melawan mereka. Setelah berkonsultasi, kami akan membentuk pemerintahan Islam yang inklusif dan kuat,” kata Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahed dikutip dari Bloomberg.

Pernyataan itu ditujukan kepada pihak-pihak yang menaruh kekhawatiran terhadap kepemimpinan Taliban. Sejak merebut kekuasaan, beredar spekulasi bahwa Taliban akan membatasi ruang gerak perempuan hingga menjadi sponsor utama bagi kebangkitan kelompok teroris termasuk Al-Qaida. 

Baca Juga: Janji Taliban: Burqa Tidak Wajib dan Perempuan Boleh Kuliah

1. Taliban telah memaafkan "kejahatan" AS dan negara-negara Barat

Ilustrasi Taliban (ANTARA FOTO/AFP/Noorullah Shirzada)

Taliban juga menyampaikan, mereka menolak memanfaatkan kekuasaan untuk membalaskan dendamnya kepada pasukan AS dan koalisi Barat, yang selama lebih dari dua dekade berupaya menumpas Taliban karena tergolong sebagai kelompok teroris.

Pernyataan yang inklusif dan pendekatan persuasif kepada AS mengindikasikan Taliban berupaya untuk memperoleh legitimasi, sekalipun diam-diam, dari negara-negara Barat.

"Mereka semua telah diampuni," kata Mujahed dalam konferensi pers yang berlangsung selama lebih dari satu jam.

2. Belum diketahui siapa sosok yang akan memimpin Afghanistan

Pejuang Taliban berjaga-jaga di provinsi Ghazni, Afghanistan, Sabtu (14/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer.

Taliban mengawali pemerintahannya dengan kebijakan mengumpulkan seluruh senjata, termasuk yang dimiliki warga sipil, dan menindak produksi opium.

Tidak sedikit pihak yang skeptis dengan pernyataan Mujahed soal inklusivitas. Di sisi lain, sudah muncul laporan tentang pernikahan paksa, diskriminasi terhadap karyawan perempuan, dan perintah bagi laki-laki untuk menumbuhkan janggut. Ribuan penduduk telah melarikan diri ke negara-negara tetangga, memilih agar tidak hidup terkekang di bawah administrasi Taliban.  

Sayangnya, Mujahed tidak menginformasikan siapa sosok yang akan memimpin Afghanistan, setelah Presiden Ashraf Ghani bersama keluarganya melarikan diri ke Tajikistan. Namun, beberapa pengamat memprediksi Afghanistan akan dipimpin oleh Abdul Ghani Baradar, salah satu delegasi senior Taliban dalam perundingan damai di Qatar.

Baca Juga: Dubes Rusia: Kabul Lebih Aman di Bawah Kendali Taliban

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya