WHO: Jangan Asal Batasi Perjalanan dari Afrika gegara Varian Omicron
WHO usul penerapan pendekatan berbasis sains dan risiko
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – World Health Organization (WHO) mengingatkan supaya tidak ada negara yang tergesa-gesa menerapkan pembatasan perjalanan dari Afrika, di tengah kemunculan varian baru virus corona B.1.1.529 atau varian Omicron. Alih-alih menutup perbatasan, WHO menyarankan supaya negara-negara menerapkan pendekatan berbasis risiko dan sains.
"Pada titik ini, pembatasan perjalanan harus dilakukan secara hati-hati," kata juru bicara WHO, Christian Lindmeier, pada konferensi pers PBB di Jenewa, dikutip dari ANTARA, Sabtu (27/11/2021).
Baca Juga: Ada Varian Omicron, Singapura-Malaysia Tutup Penerbangan dari Afrika
Baca Juga: Afsel akan Jadi Tuan Rumah Pusat Transfer Teknologi Vaksin
1. WHO butuh waktu untuk mengetahui tingkat ancaman dari varian baru
Sejumlah negara termasuk Uni Eropa, Inggris, Amerika Serikat, Singapura, dan Malaysia telah menutup perbatasannya dari beberapa negara Afrika, seperti Botswana, Eswatini, Lesotho, Mozambik, Namibia, Afrika Selatan, dan Zimbabwe.
Pimpinan Teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove, menyampaikan bahwa Omicron ditetapkan sebagai variant of concern atau varian yang mengkhawatirkan dan mengancam.
“Ini memiliki sejumlah besar mutasi dan beberapa dari mutasi ini memiliki beberapa karakteristik yang mengkhawatirkan,” ujar Van Kerkhove, dilansir Al Jazeera.
Menurut WHO, butuh waktu berminggu-minggu untuk menentukan tingkat ancaman dan sejauh mana efektivitas vaksin menghadapi varian tersebut. Namun, sejumlah pakar telah menyoroti varian Omicron sebagai penyebab lonjakan infeksi di Afrika.
Baca Juga: 6 Fakta Varian Baru B.1.1.529, Sudah Jadi Variant of Concern