Buntut Krisis Ekonomi Sri Lanka, Pasokan Bahan Bakar Semakin Menipis
Pemerintah juga menaikkan harga BBM
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Sri Lanka menaikkan harga bahan bakar di negaranya. Hal itu menyebabkan warga negara Sri Lanka semakin mengalami kesulitan di tengah krisis ekonomi.
Krisis ekonomi yang sedang dialami Sri Lanka saat ini disebut sebagai krisis paling buruk sepanjang sejarah negara tersebut.
Baca Juga: Kesulitan Imbas Krisis, WNI di Sri Lanka Merasa Belum Perlu Dievakuasi
1. Pengiriman bahan bakar ke Sri Lanka tertunda tanpa batas waktu
Perusahaan Bahan Bakar Sri Lanka, Ceylon, menyatakan bahwa mereka menaikkan harga solar sebesar 15 persen menjadi 460 rupee per atau sekitar Rp19 ribu liter. Sementara, bensin naik sebesar 22 persen menjadi 550 rupee atau sekitar Rp22 ribu per liter, dilansir Aljazeera pada Minggu (26/06/2022).
Pemberitahuan tersebut diumumkan ketika menteri energi, Kanchana Wijesekera, menyampaikan bahwa akan ada penundaan tanpa batas waktu untuk mendapatkan pengiriman bahan bakar baru.
Wijesekera juga menambahkan, pengiriman yang harusnya datang minggu lalu belum datang. Sedangkan, pengiriman yang dijadwalkan tiba minggu depan tidak akan datang karena masalah perbankan.
Baca Juga: Kronologi Sri Lanka Masuk ke Jurang Krisis Ekonomi hingga Bangkrut
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.