13 Laporan Pemerkosaan Diterima PBB Usai Aksi Protes Sudan
OHCHR mendesak penyelidikan lebih lanjut
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (OHCHR) mengatakan pada Selasa (21/12/2021) bahwa mereka telah menerima 13 tuduhan pemerkosaan oleh pasukan keamanan selama protes di Sudan. Sementara itu, petugas medis kembali melaporkan orang kedua yang tewas dalam aksi unjuk rasa.
Unjuk rasa pada Minggu merupakan serangkaian aksi yang diselenggarakan untuk menentang kudeta militer pada akhir Oktober lalu. Demonstrasi juga berlangsung di kota-kota lain di seluruh negeri untuk menandai ulang tahun ketiga protes penggulingan Presiden lama Omar Al-Bashir.
Pengunjuk rasa berkumpul di depan istana presiden namun pihak kemanan berusaha membubarkan mereka dengan tembakan gas air mata dan granat kejut.
1. Mendesak penyelidikan lebih lanjut
Juru bicara OHCHR, Liz Throssell, mengatakan pada pertemuan hari Selasa bahwa mereka menerima 13 tuduhan pemerkosaan dan pemerkosaan beramai-ramai serta laporan pelecehan seksual terhadap wanita oleh pasukan keamanan ketika mereka berusaha melarikan diri. Dia tidak memberikan rincian tentang dugaan pemerkosaan atau pemerkosaan berkelompok.
“Kami mendesak penyelidikan yang cepat, independen dan menyeluruh atas tuduhan pemerkosaan dan pelecehan seksual serta tuduhan kematian dan cedera pengunjuk rasa sebagai akibat dari penggunaan kekuatan yang tidak perlu atau tidak proporsional khususnya penggunaan amunisi aktif,” kata Throssell, dikutip dari Reuters.
Baca Juga: Persediaan Dijarah, PBB Stop Bantuan di 2 Kota di Ethiopia
Melansir Al Jazeera, kepala unit Pemberantasan Kekerasan Terhadap Perempuan di Kementerian Pembangunan Sosial, Suleima Ishaq, mengatakan kepada AFP bahwa dua demonstran perempuan diperkosa dalam protes hari Minggu tanpa mengatakan siapa tersangka pelakunya.
“Seorang wanita mengajukan laporan kepada pihak berwenang sementara wanita lainnya menolak mengambil langkah hukum,” kata Ishaq.
Asosiasi Pengacara Darfur, sebuah kelompok hak asasi manusia, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa munculnya pemerkosaan selama protes menunjukkan perkembangan jenis kejahatan yang dilakukan terhadap kaum revolusioner. Mereka meminta agar semua pihak menyatukan suara untuk mengadili para pelakunya.
Baca Juga: Kepala Badan HAM PBB: Burkina Faso Alami Krisis Keamanan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.