Dianggap Vulgar, Penari Samba di Arab Saudi Tuai Kritikan
Pemerintah minta adakan penyelidikan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Rekaman penari Samba Arab Saudi yang berpakaian vulgar viral di media sosial dan memicu reaksi keras dari warganet. Pasalnya, Arab Saudi yang dikenal sebagai negara dan rumah bagi situs tersuci umat Islam dianggap sudah mulai melenceng dari ajaran syariah, seperti yang dilaporkan Middle East Eye, Selasa (11/1/2022).
Video yang beredar memperlihatkan tiga peserta mengenakan kostum samba tradisional berwarna biru dan merah muda cerah dan mendapat perhatian banyak orang saat mereka menari di jalan yang ramai di kota selatan Jazan. Para penari yang lengan, perut, dan kakinya sebagian terbuka, terlihat melakukan tos dengan peserta lokal, saat mereka berparade bersama penabuh genderang pria.
1. Pertunjukan untuk mendorong reputasi internasional
Pertunjukan tersebut merupakan bagian dari Festival Musim Dingin Jazan, salah satu dari sejumlah acara hiburan yang diadakan oleh otoritas Saudi di seluruh negeri.
Di bawah kepemimpinan de-facto Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), Hiburan merupakan bagian penting dari strategi Visi 2030 kerajaan konservatif untuk menjauh dari ketergantungan minyak dan meningkatkan reputasi internasionalnya,
Saluran TV yang dikelola pemerintah Saudi, Al Ekhbariya, menayangkan cuplikan festival tersebut, tetapi menyensor gambar para penari samba.
"Pertunjukan adalah untuk hiburan, bukan untuk menyerang cara yang baik dan bertentangan dengan agama dan moral sosial," kata Mohammed Al-Bajwi, seorang warga Jazan, kepada saluran El Ekhbariya.
Baca Juga: 419 Jemaah Berangkat Umrah, Kemenag: Taati Aturan Arab Saudi!
Editor’s picks
Video tersebut memicu reaksi keras di media sosial. Sebab, Arab Saudi selama ini dikenal sebagai negara yang menerapkan ajaran Islam namun mulai menyimpang dari ajaran-ajaran tersebut.
"Kami telah lupa bahwa kami adalah negara Muslim dan telah memulai pelanggaran moral dan kesalahan yang tidak perlu," cuit seorang warganet.
“Ini mencontohkan apa yang saya sebut #WhiskyWahhabi. Saya menciptakan istilah ini untuk menunjukkan bagaimana monarki Saudi melarang perayaan Maulid Nabi Muhammad dengan alasan agama tetapi melakukan ini,” cuit analis Saudi, Ali al-Ahmed.
Baca Juga: 12 Tahun Hilang, TKI Asal Karawang Ditemukan Mengenaskan di Arab Saudi
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.