TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dijatuhi Sanksi, Junta Militer Mali: Kami Mau Dialog Terbuka

Mali tarik duta besarnya dari negara-negara Afrika Barat

Kolonel Assimi Goïta, presiden Mali saat ini. (twitter.com/wailer)

Jakarta, IDN Times - Pemimpin junta militer Mali, Assimi Goita, mengatakan pada Senin (10/1/2022) bahwa ia tetap terbuka untuk berdialog dengan Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat  (ECOWAS) setelah mereka menjatuhkan sanksi kepada Bamako karena pemilihan yang tertunda.

Setelah berbulan-bulan terjadi ketegangan politik, ECOWAS pada Minggu setuju untuk menutup perbatasan dengan negara bagian Sahel dan memberlakukan embargo perdagangan. Keputusan itu didukung pada hari Senin oleh Prancis, mantan penjajah Mali, di Dewan Keamanan PBB.

"Bahkan jika kita menyesali sifat tidak sah, ilegal dan tidak manusiawi dari keputusan tertentu, Mali tetap terbuka untuk berdialog dengan Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat untuk menemukan konsensus," kata Goïta di TV pemerintah, dikutip dari France24.

Kendati begitu, Goita tidak memberikan kejelasan lebih lanjut terkait bagaimana rezimnya akan menanggapi sanksi yang ketat.

1. Seruan untuk kembali ke kepemimpinan yang demokratis 

Rapat Dewan Keamanan PBB (twitter.com/louis charbonneau)

Pada pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Senin di Afrika Barat, duta besar Prancis Nicolas de Riviere mendukung keputusan ECOWAS dalam memberikan sanksi kepada Mali. Hubungan keduanya memburuk setelah penggulingan mantan presiden Ibrahim Boubacar Keita pada 2020 dalam upaya kudeta.

Sementara itu, duta besar Amerika Serikat Richard Mills menyerukan agar Bamako secepatnya beralih ke demokrasi dan menyarankan untuk tidak mengambil sikap terhadap sanksi ECOWAS yang sedang ditinjau. Setelah sanksi pertama yang diberikan pada 2020, junta Mali berjanji akan memulihkan pemerintahan sipil pada Februari mendatang.

Namun, kudeta kedua pada Mei 2021 mengganggu jadwal tersebut dan memicu kecaman dari dunia internasional. ECOWAS terus mendesak untuk diadakan pemilihan, tetapi junta militer berdalih situasi keamanan yang buruk membuat pemilihan ditunda.

Baca Juga: Chad Akan Kirim Seribu Tentara ke Mali untuk Hadapi Teroris

2. Mali menarik duta besarnya dari Afrika Barat 

Pertemuan negara-negara anggota ECOWAS. (twitter.com/Daily Guide Network)

Sebagai tanggapan terhadap sanksi yang dijatuhkan, junta Mali membuat keputusan untuk menarik duta besarnya dari negara-negara Afrika Barat. Junta juga bersumpah akan mengambil tindakan guna membalas sanksi yang dibebankan kepada mereka.

Kendati demikian, salah satu negara Afrika Barat yang juga dipimpin junta militer yaitu Guinea menyatakan akan tetap membuka hubungan dengan Mali. Dia mengatakan bahwa hal itu tidak ada hubungannya dengan sanksi yang disepakati ECOWAS pada akhir pekan.

Sebagai informasi, ECOWAS juga telah menangguhkan Guinea dari blok tersebut dan memberikan beberapa sanksi sebagai pembalasan atas kudeta 5 September yang menggulingkan presiden Alpha Condé.

Baca Juga: Terpidana Genosida Rwanda 1994 Meninggal di Mali

Verified Writer

Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya