Dilanda Kelaparan, Penduduk Madagaskar Terpaksa Makan Kaktus
90 persen penduduk hidup di bawah garis kemiskinan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kekeringan yang terjadi di Madagaskar Selatan selama 4 tahun belakangan ini membuat 1,1 juta penduduk menderita kelaparan. Para ahli memperingatkan bahwa penduduk sangat membutuhkan bantuan pangan akibat krisis yang semakin memburuk secara cepat.
Sekitar 700 ribu penduduk telah menerima bantuan makanan, namun peningkatan bantuan masih sangat diperlukan, kata Badan Program Pangan Dunia (WFP) yang bekerja sama dengan pemerintah Malagasi dan lembaga kemanusiaan lainnya.
“Pertanian gagal terus-menerus, sehingga orang tidak memiliki apapun untuk dipanen dan apapun untuk memperbarui stok makanan mereka,” kata Alice Rahmoun, petugas WFP di Madagaskar, dilansir AP News, Jumat (12/11/2021).
1. Memakan kaktus dan abu demi bertahan hidup
Kelaparan di Madagaskar terjadi akibat kekeringan yang melanda wilayah itu. Biasanya saat musim hujan berlangsung, penduduk Madagaskar menanam tanaman utama seperti singkong.
Melansir The Guardian, seorang dokter di Madagaskar menuturkan, tahun ini merupakan situasi yang sangat buruk. Banyak orang mengalami kelaparan akut, beberapa diantaranya bahkan rela memakan kaktus dicampur abu karena tidak memiliki apa-apa untuk dimakan.
Sebagian orang yang memiliki sejumlah tanah juga rela menjualnya demi sedikit makanan. Beberapa lainnya mencoba keluar dari wilayah itu. Permasalahan air minum juga menjadi yang utama.
Penduduk harus berjalan sekitar 20 kilometer untuk menemukan air di sungai yang mengering. Lebih lanjut, mereka harus menggali satu atau dua meter ke dalam pasir untuk menemukan air yang kotor.
Baca Juga: Percobaan Pembunuhan Presiden Madagaskar, Militer Ditangkap
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.