Diskriminasi Hijab di India, Pelajar Muslim: Kami Harus Tetap Kuat
Para pelajar menolak untuk melepas hijab mereka
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pertikaian di negara bagian Karnataka, India selatan, terjadi karena mahasiswi muslim dilarang mengenakan hijab. Rabiya Khan adalah salah satu korbannya, yang merupakan seorang mahasiswi di perguruan tinggi Dr BB Hegde College di distrik Udupi.
Ketika konflik mulai muncul, Rabiya dipulangkan dari kampusnya. Orang tuanya menyuruh dia untuk melepas hijab saja, sehingga dia tetap bisa memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya. Namun, dia menolak.
“Saya mengatakan kepada mereka bahwa jika kita menyerah, itu akan meningkatkan moral elemen masyarakat dan menciptakan masalah bagi mahasiswi muslim di masa depan. Kami harus berkorban dan tetap kuat,” kata Rabiya, dikutip dari The Guardian.
Hal serupa juga dialami oleh siswi di Sekolah Umum Karnataka di distrik Shivamogga. Mereka dipaksa melepas hijab agar bisa mengikuti ujian. Namun, mereka dengan tegas menolak permintaan tersebut.
“Dalam hal ini, kami tidak akan mengikuti ujian. Kami tidak bisa berkompromi dengan hijab,” kata mereka.
Baca Juga: Pengadilan India Hukum Mati 38 Pelaku Bom Ahmedabad
1. Pelarangan hijab mendapat tekanan dari kelompok Hindu sayap kanan
Tindak diskriminasi tersebut dimulai sejak Januari, ketika pelajar muslim dicegat masuk ke kelas oleh pelajar yang mengenakan syal safron, yang biasa dikenakan kelompok Hindu. Mereka juga dilarang masuk oleh kepala perguruan tinggi.
Pelajar muslim berpendapat bahwa hak mereka untuk kebebasan beragama dilanggar. Mereka membawa kasus tersebut ke pengadilan tinggi negara bagian.
“Saya berharap kami akan diizinkan untuk menghadiri kelas dengan berhijab. Ini adalah paksaan agama dan hak konstitusional kami. Kami tidak akan menyerah,” kata mahasiswi Muslim lainnya, Saniya Parveen.
Saniya mengatakan, dia telah mengenakan hijab selama tiga tahun di kampus dan tidak ada yang keberatan. Menurutnya, muslim dan Hindu selalu hidup berdampingan dan damai. Namun, saat ini semuanya telah berubah.
Rabiya mengatakan, alasan pelarangan hijab karena perguruan tinggi mendapat tekanan dari kelompok Hindu sayap kanan.
“Unsur-unsur Hindutva (nasionalisme Hindu garis keras) tidak memiliki masalah dengan jilbab, mereka memiliki masalah dengan seluruh identitas agama dan budaya kita,” kata Rabiya.
Hindutva, yang selama ini didukung oleh partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP), merupakan sebuah ideologi politik yang mempromosikan nilai-nilai agama Hindu sebagai landasan masyarakat dan budaya India. Karnataka sendiri menjadi basis utama bagi kelompok tersebut, mengutip Al Jazeera.
BJP juga berkuasa di tingkat nasional. Di bawah kepemimpinannya, gelombang kekerasan dan sentimen antimuslim meningkat di seluruh India, di mana 12 persen populasinya adalah muslim.
Editor’s picks
Baca Juga: India Larang Jilbab, Berujung Protes Picu Penutupan Sekolah
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.