TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Guinea: Pemimpin Kudeta Bicarakan Soal Pemerintahan Transisi

Pemimpin junta militer bertemu dengan beberapa tokoh

Para pimpinan militer yang melakukan kudeta saat konferensi pers. (twitter.com/Baillor Jalloh)

Pemimpin Junta militer, Kolonel Mamady Doumbouya, yang menggulingkan Presiden Alpha Conde dari kekuasaan seminggu yang lalu bertemu dengan para pemimpin partai politik di Guinea pada hari Selasa (14/09/2021)

Pertemuan tersebut adalah yang pertama dari beberapa pertemuan yang diharapkan untuk diadakan oleh Komite Nasional untuk Reli dan Pembangunan (CNRD), yang dipimpin oleh Kolonel Mamady Doumbouya, dengan para aktivis politik, masyarakat sipil, dan perwakilan internasional.

1. Dialog untuk menetapkan kerangka kerja 

Dalam pidato singkatnya, pemimpin kudeta Kolonel Mamady Doumbouya, seorang komandan pasukan khusus dan mantan Legiuner Asing Prancis, mendesak hadirin untuk "tidak mengulangi kesalahan masa lalu" ketika membangun sistem pemerintahan baru.

Doumbouya dan tentara lain di balik kudeta mengatakan mereka menggulingkan Conde karena kekhawatiran tentang kemiskinan dan korupsi. Conde menjalani masa jabatan ketiga setelah mengizinkannya untuk mengubah konstitusi.

Para pemimpin kudeta mengatakan dialog selama seminggu, yang dimulai dengan pertemuan dengan para pemimpin partai politik utama pada hari Selasa, akan menetapkan kerangka kerja bagi pemerintah persatuan nasional yang dijanjikan dan memimpin negara berpenduduk 13,5 juta orang itu kembali ke tatanan konstitusional.

Baca Juga: Bintang Liverpool Terjebak dalam Kudeta Guinea

2. Menghadapi banyak tekanan untuk pemilihan baru

Rakyat Guinea saat melakukan unjuk rasa. (instagram.com/africans_rising)

Melansir kantor berita Africanews, militer diperkirakan akan menghadapi lebih banyak tekanan untuk menetapkan jangka waktu pemilihan baru setelah mereka membuka serangkaian pertemuan tersebut tentang masa depan negara Afrika Barat itu setelah kudeta pada 5 September lalu.

"Ini tentang kemungkinan untuk berdiskusi di antara semua masyarakat sipil, masyarakat sipil Guinea dan partai politik," kata Sidya Toure, ketua partai Persatuan Pasukan Republik yang kembali ke negara itu akhir pekan lalu setelah menghabiskan sepuluh bulan di pengasingan di Paris.

Toure mengatakan pertemuan itu akan membantu untuk maju dan menangani transisi sehingga kita dapat memiliki pemerintahan yang nyata,  yang dapat diterima oleh masyarakat Guinea.

Baca Juga: Tambang Emas Longsor di Guinea, 15 Dilaporkan Tewas

Verified Writer

Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya