Harga Pangan Senegal Melonjak, Warga: Kami Gak Tahu Harus Masak Apa
Kenaikan harga terparah terjadi di bulan Ramadan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Astou Mandiang dan keluarganya yang tinggal di Kota Dakar, Senegal. Mereka harus merasakan pil pahit tatkala menjalani ibadah puasa tahun ini. Mereka tidak mampu membeli daging untuk dikonsumsi di bulan Ramadan usai berbuka puasa akibat melonjaknya harga pangan.
Harga pangan di Afrika Barat telah melonjak antara 20 hingga 30 persen selama lima tahun terakhir. Hal itu diperparah oleh kekeringan dan konflik yang mendorong jutaan orang angkat kaki dari lahan pertanian dan menghentikan produksi makanan, kata lembaga bantuan.
"Di pasar terjadi kekurangan makanan," kata Mandiang, sembari mengaduk ikan rebus dan sup tomat di dapur lembab tanpa listrik, ketika ditemui Reuters, Selasa (12/4/2022).
Baca Juga: Kelaparan di Yaman, Warga Baku Hantam Berebut Sembako
1. Ikan menjadi alternatif sumber protein
Kondisi ekonomi di Senegal juga diperparah oleh pembatasan akibat pandemik COVID-19. Selain itu, perang Rusia dan Ukraina juga menambah lebih banyak tekanan untuk rumah tangga di negara tersebut.
“Harga melonjak dan kami pulang ke rumah tanpa tahu harus memasak apa,” kata lelaki 64 tahun itu, yang mencari nafkah dengan berjualan bubur di pinggir jalan.
Saat ini, ikan yang lebih murah daripada daging di negara yang menghadap laut itu, menjadi satu-satunya protein hewani yang mampu dibeli Mandiang untuk keluarganya.
Di tengah kekurangan, dia tetap bersyukur karena telah menyimpan bawang sebelum harganya melonjak di bulan Ramadan. Menurutnya, bawang merupakan kunci untuk banyak hidangan tradisional.
Baca Juga: Krisis Air di Senegal: Air Baru Keluar dari Keran Setelah 2 Hari
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.