TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jenderal Israel Serukan Pembunuhan Pimpinan IRGC demi Kalahkan Iran

Israel akui Iran punya kemampuan mematikan dan berbahaya

Mayjen Eyal Zamir ketika mengadakan kunjungan ke Amerika Serikat pada 2019. (Twitter.com/Israel Defence Force)

Jakarta, IDN Times – Salah satu calon Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Mayjen Eyal Zamir, telah menyerukan pembunuhan terhadap para pemimpin pasukan khusus Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC). Seruan itu ditulis dalam sebuah makalah kebijakan baru untuk The Washington Institute.

Zamir mencalonkan diri untuk menggantikan Kepala Staf IDF saat ini yakni Letjen Aviv Kohavi bersama dengan Wakil Kepala Staf Mayjen Herzi Halevi dan mantan Komandan Angkatan Darat Mayjen Yoel Strick. Tahun lalu, dia di The Washington Insitute sebagai rekan militer yang berkunjung.

“IRGC bertanggung jawab atas sebagian besar aktivitas rahasia, subversi pemerintah lain, aksi teroris, dan pembunuhan politik di Timur Tengah dan di seluruh dunia, serta menjaga kontak dengan mitra regional dan globalnya,” tulis Zamir, dilansir The Jerusalem Post, Selasa (5/7/2022).

Baca Juga: Hubungan Iran-Israel Memburuk, PM Bennett: Rezim Iran Akan Berakhir

Baca Juga: Parlemen Belgia Bahas Rencana Pertukaran Tahanan dengan Iran

1. Upaya membentuk aliansi di Timur Tengah 

Pertemuan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, dengan Presiden UEA, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan pada Kamis, 9 Juni 2022. (Twitter/Naftali Bennett)

Dalam makalah yang berjudul “Melawan Strategi Regional Iran: Pendekatan Komprehensif Jangka Panjang,” Zamir mengatakan bahwa IRGC adalah tulang punggung rezim dan sarana utama yang digunakannya untuk mendominasi kawasan.

Jenderal Israel tersebut mengatakan bahwa kampanye untuk menggagalkan rencana regional Iran sedang berlangsung di Timur Tengah, dengan upaya pembentukan aliansi regional yang terdiri dari Amerika Serikat, Israel, Negara-negara Teluk (Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Kuwait), Mesir, dan Yordania serta Qatar, Oman, Sudan dan Moroko.

“Ancaman regional Iran adalah ancaman utama bagi keamanan nasional negara-negara ini dan merupakan perekat, kepentingan bersama, yang menyatukan kubu Sunni-Israel,” katanya.

Untuk mengurangi pengaruh Iran, Zamir meminta negara-negara tersebut untuk menjadi bagian dari aliansi untuk melemahkan IRGC dalam setiap dimensi dan menggunakan segala cara yang memungkinkan untuk menekannya.

Baca Juga: Iran dan Argentina Ajukan Permohonan Gabung BRICS

2. Pimpinan dan peralatan IRGC harus dihancurkan 

Drone pengintai Iran (twitter.com/Shield X)

Salah satu cara yang diminta Zamir adalah dengan melakukan pembunuhan yang ditargetkan, seperti pada pembunuhan Komandan Pasukan Quds IRGC Qassem Soleimani di Baghdad oleh AS pada 2020.

Cara lain untuk melemahkan IRGC adalah dengan menargetkan kepemimpinan kelompok, komandan dan operasi kunci yang bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan serangan teror, serta mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional untuk individu yang ditunjuk.

Dia juga menekankan bahwa kemampuan serangan jarak jauh IRGC menggunakan drone, roket, rudal, serta pangkalan operasi dan pangkalan utama kendaraan udara tak berawak, harus dihancurkan dengan operasi rahasia.

IRGC disebutnya merupakan salah satu dari delapan cabang militer yang paling ditakuti dan maju di Iran. Tidak hanya itu, pasukan khusus tersebut juga meminkan peranan penting dalam hal politik dan ekonomi dan bertanggung jawab langsung terhadap petinggi Iran yakni Ayatollah Ali Khamenei.

Verified Writer

Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya