TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pasukan Udara Israel Serang Peternakan Warga Suriah, 2 Orang Terluka

Fasilitas yang ditargetkan diduga digunakan milisi Hizbullah

Jet tempur angkatan udara Israel. (twitter.com/intelsky)

Jakarta, IDN Times – Serangan udara Israel melukai setidaknya dua warga sipil di dekat kota pesisir Suriah yakni Tartus pada Sabtu (2/7/2022), pukul 06.30 pagi, waktu setempat.

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Suriah melaporkan, lokasi yang terkena adalah peternakan unggas milik warga sipil. Kementerian tersebut belum memberikan rincian lebih lanjut.

“Serangan itu dilakukan dari Laut Mediterania, sebelah barat kota Tripoli di Lebanon, dan melukai dua warga sipil termasuk seorang wanita," kata Kemenhan Suriah, dilansir Middle East Eye.   

Baca Juga: Dibantu Joe Biden, Israel Tawarkan Iron Dome ke Arab Saudi

1. Peternakan digunakan oleh milisi Hizbullah 

Bendera Hizbullah Lebanon (twitter.com/Jewish Community)

Tentara Israel pada Sabtu mengatakan ke AFP bahwa mereka tidak mengomentari laporan di media asing.

Observatorium Suriah Untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan, fasilitas yang ditargetkan sebelumnya digunakan sebagai peternakan untuk memelihara hewan ternak. Namun, kini telah dimanfaatkan oleh Hizbullah yang merupakan sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad.

 Sekutu Assad lainnya yakni Iran mengutuk serangan udara Israel.

"Dengan serangannya, entitas Zionis mencoba menggambarkan Damaskus sebagai kota yang tidak aman untuk menghalangi kembalinya pengungsi Suriah," kata Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian.

2. Israel juga lancarkan serangan ke Damaskus sebelumnya 

Ilustrasi peluncuran rudal Israel (twitter.com/Ge Douglas Fraser)

Kota Tartus merupakan lokasi pangkalan angkatan laut Rusia di luar wilayahnya. Ini memberi Moskow tempat berpijak penting di Mediterania dan pos terdepan strategis di sisi selatan wilayah NATO.

Bulan lalu, Moskow mengutuk serangan rudal Israel di bandara Damaskus, yang menyebabkan landasan pacu tidak dapat digunakan selama berminggu-minggu.

"Tindakan tidak bertanggung jawab seperti itu menciptakan risiko serius bagi lalu lintas udara internasional dan menempatkan nyawa orang-orang yang tidak bersalah dalam bahaya nyata," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.

Seorang anggota staf darat, yang bekerja dengan Syrian Airways, mengatakan bahwa saat itu ada kemungkinan serangan terulang kembali.

"Saya dan tim saya selamat dari serangan itu, tetapi negara ini sekarang dibatasi dari perspektif penerbangan. Tidak ada jaminan ini tidak akan terjadi lagi," kata staf yang tidak disebutkan namanya.

Baca Juga: Iran Tunjuk Kepala Intelijen Baru untuk Atasi Ancaman Israel

Verified Writer

Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya