Suriah Jadi Tuan Rumah Konferensi Energi Arab 2024
Meski masih konflik, konferensi akan diadakan di Damaskus
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Suriah akan menjadi tuan rumah konferensi energi Arab yang diselenggarakan 2024 mendatang. Keputusan itu disampaikan oleh Kementerian Energi Suriah pada Kamis (9/12/2021) dan merupakan pertanda bahwa negara-negara Arab akan kembali terlibat dengan presiden Bashar Al-Ashad dalam perang yang melanda negara itu.
Pengumuman tersebut disepakati anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak Arab (OAPEC) selama pertemuan virtual Kamis yang diselenggarakan Kuwait. Konferensi tersebut akan diadakan di Damaskus, Sementara Qatar akan menjadi tuan rumah untuk konferensi pada 2023, sebagaimana yang dikutip dari AP News.
Negara-negara Arab dalam beberapa bulan terakhir telah membatasi hubungannya dengan Suriah. Suriah sendiri telah dikeluarkan dari Liga Arab sejak satu dekade terakhir pada masa awal perang saudara tahun 2011.
1. Suriah juga akan menjadi kepala OAPEC
Melansir SANA, pertemuan pada Kamis juga memutuskan bahwa Suriah akan menjadi kepala dewan menteri OAPEC selama satu tahun yang dimulai pada 2022 mendatang. Pertemuan pada kamis diselenggarakan untuk membahas perkiraan anggaran organisasi untuk tahun 2022.
Negara-negara Arab berusaha memulihkan kembali hubungannya dengan Suriah termasuk pembukaan kembali beberapa kedutaan serta mengadakan kunjungan pejabat ke Damaskus untuk memulihkan hubungan komersial dengan negara yang dilanda perang tersebut.
Baca Juga: Irak Repatriasi 100 Anggota ISIS yang Ditahan di Suriah
Perang saudara di Suriah telah menggeser setengah dari populasinya, menewaskan ratusan ribu orang dan membuat ekonomi tersebut terpuruk. Sebelum perang, Suriah memproduksi 350 ribu barel minyak per hari dan mengekspor lebih dari setengahnya.
Namun saat ini, rata-rata produksi hanya sekitar 24 ribu barel per hari dan mencakup sebagian kecil dari kebutuhan domestik. Sebagian besar ladang minyaknya berada di tangan pasukan Kurdi, yang mengelola wilayah otonom di timur laut negara itu.
Sementara itu, pemerintah Assad telah mengandalkan sekutu utamanya, Iran, untuk memenuhi pasokan minyak. Dalam beberapa pekan terakhir, kesepakatan ditandatangani dengan Mesir untuk memperluas produksi gas alam melalui Suriah ke Lebanon menggunakan pipa minyak Arab yang sudah tidak beroperasi selama satu dekade.
Baca Juga: Serangan Rudal Israel Targetkan Area Dekat Damaskus, Suriah
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.