Kisah Penari Afghanistan Berharap Keajaiban Selamat dari Taliban

Kurang dari sepekan batas waktu bagi militer AS untuk cabut

Jakarta, IDN Times - Resah membayangi hari-hari seorang penari aliran hip-hop dari Afghanistan sejak Taliban Berkuasa. Ketakutan utamanya, dibunuh oleh Taliban. Dia belum berhasil mencari jalan untuk pergi dari negeri itu dan kini dia melihat hanya tersisa sedikit adanya kesempatan untuk melarikan diri. 

“Hip-hop adalah budaya barat... Ini (budaya) Amerika. Mereka membenci itu,” kata pengajar dan koreografer berusia 27 tahun kepada Reuters, seperti dilansir kantor berita ANTARA, Rabu (25/8/2021). Dia meminta identitasnya disembunyikan karena takut akan adanya pembalasan dari Taliban.

Seluruh anggota kelompok tarinya telah meninggalkan Afghanistan namun dia belum berhasil untuk menemukan jalur yang aman. Kurang dari satu pekan lagi, pasukan militer Amerika Serikat harus sudah angkat kaki seluruhnya dari Kabul. Harapannya untuk dapat turut dievakuasi pun semakin pudar.

"Saya memiliki firasat yang sangat buruk bahwa saya tidak akan berhasil keluar dari sini," ucapnya.

Apalagi, Taliban sempat mereka telah melarang warga untuk pergi ke bandara Kabul dan meninggalkan negara itu sejak Selasa, menurut BBC. Taliban menyebut alaran larangan itu karena kondisi bandara yang kacau. Puluhan ribu warga Afghanistan yang takut akan penganiayaan telah memadati bandara Kabul berharap bisa diangkut dalam penerbangan.

Baca Juga: Taliban Larang Warga Afganistan Mengungsi!

1. Dia berasal dari etnis Hazara

Kisah Penari Afghanistan Berharap Keajaiban Selamat dari TalibanWarga tiba dari Afghanistan di pos perlintasan Friendship Gate di kota perbatasan Pakistan-Afghanistan, Chaman, Pakistan, Minggu (15/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Saeed Ali Achakzai/WSJ/

Penari tersebut berasal dari golongan minoritas, etnis Hazara, yang telah lama ditargetkan oleh para militan termasuk Taliban dan ISIS, atas kepercayaan beragama dan etnis mereka. Dia berharap dapat pergi ke Spanyol untuk tinggal bersama saudaranya.

“Saya akan berusaha semampu saya untuk pergi ke bandara dan terbang menggunakan pesawat. Itu akan menjadi keajaiban, akan menyelamatkan hidup saya,” kata penari itu.

2. Taliban dulu larang musik apalagi, tarian musik Barat

Kisah Penari Afghanistan Berharap Keajaiban Selamat dari TalibanIlustrasi para pejabat Taliban yang terdiri dari anggota kantor politik Taliban Abdul Latif Mansoor (kiri), Shahabuddin Delawar (tengah) dan Suhail Shaheen menghadiri konferensi pers di Moskow, Rusia, Jumat (9/7/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Tatyana Makeyeva.

Penari tersebut menuturkan dia selama ini mengajar tarian street dance. Bersama kelompoknya, dia telah tampil di berbagai acara di Afghanistan dan India. Dalam kelompok tarinya, terdapat dua perempuan.

Namun di bawah kekuasaan Taliban, yang melarang pemutaran musik pada masa kekuasaan pertamanya, dia yakin tarian semacam itu akan dilarang.

“Dua puluh tahun yang lalu, jika seseorang kedapatan aktif di situasi seperti ini mereka akan dipenggal atau ditembak mati,” katanya pada Reuters melalu panggilan video, merujuk pada pertama kalinya Taliban berkuasa di Afghanistan pada 1996 hingga 2001.

Dalam konferensi persnya pekan lalu, Taliban mengatakan akan menghormati hak-hak perempuan dan kelompok minoritas. Namun, banyak warga Afghanistan yang meragukan hal tersebut. Mereka masih dibayangi berbagai hal buruk dalam pemerintahan Taliban terdahulu.

Baca Juga: Menegangkan! Cerita di Balik Evakuasi WNI dari Afghanistan oleh TNI AU

3. Batas waktu evakuasi oleh AS hingga 31 Agustus

Kisah Penari Afghanistan Berharap Keajaiban Selamat dari TalibanWarga memenuhi ruangan dalam pesawat transportasi US Air Force C-17 Globemaster III, yang membawa 640 warga Afganistan menuju Qatar dari Kabul, Afganistan, Minggu (15/8/2021). Foto diambil tanggal 15 Agustus 2021. ANTARA FOTO/Courtesy of Defense One/Handout via REUTERS/rwa/cfo

Sejak Taliban menguasai negeri itu sejak 15 Agustus, warga Afghanistan panik dan berusaha melarikan diri. Selain mengangkut para diplomat mereka juga membawa serta warga Afghanistan yang meminta dievakuasi untuk diungsikan.

Sejak 14 Agustus, sehari sebelum Taliban menguasai Kabul untuk mengakhiri kehadiran militer asing selama 20 tahun, proses evakuasi telah berjalan. Dalam salah satu pengangkutan udara terbesar, AS dan sekutunya telah mengevakuasi lebih dari 70 ribu orang, meliputi warga negara mereka dan warga Afghanistan yang berstatus dalam risiko tinggi.

Kabul berada dalam kekacauan setelah dikuasai oleh gerilyawan Taliban. Meski demikian, Presiden AS Joe Biden menegaskan tidak akan membatalkan kebijakan menarik mundur seluruh pasukannya dari Afghanistan hingga 31 Agustus 2021.

Baca Juga: Taliban: Kami Tidak Ingin Melecehkan Perempuan, Itu Dilarang Allah!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya