Tentara Myanmar Tabraki Massa Aksi Protes di Yangon

Banyak demonstran yang terluka dan ditangkap tentara

Jakarta, IDN Times - Pasukan keamanan Myanmar menabrakkan sebuah mobil ke arah pengunjuk rasa antikudeta di Yangon pada Minggu (5/12/2021). Hal itu menyebabkan sejumlah pengunjuk rasa ditangkap dan puluhan lainnya terluka, demikian menurut dua saksi mata di tempat kejadian, dilansir ANTARA dari Reuters.

Sebuah mobil sipil yang ditumpangi oleh tentara menabrak massa dari belakang, kata dua saksi. Masa aksi protes flash mob di kota terbesar Myanmar itu ditabrak oleh pasukan keamanan beberapa menit setelah aksi dimulai. 

“Saya tertabrak dan jatuh di depan truk. Seorang tentara memukuli saya dengan senapannya tetapi saya bertahan dan mendorongnya ke belakang. Kemudian dia langsung menembak saya karena saya lari dengan pola zig-zag. Untung saya lolos," kata seorang pengunjuk rasa yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan kepada Reuters melalui sambungan telepon.

Baca Juga: 228 Etnis Rohingnya yang Kabur dari Myanmar Tertangkap di Laut

1. Beberapa pengunjuk rasa terluka parah dan tertangkap

Tentara Myanmar Tabraki Massa Aksi Protes di YangonPendukung militer Myanmar membawa spanduk dan bendera saat reli di Yangon, Myanmar, Kamis (25/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Ada saksi mata yang mengatakan polisi menangkap beberapa orang. Tentara kemudian mengejar pengunjuk rasa yang tersebar, menangkap, dan memukuli mereka. Beberapa pengunjuk rasa terluka parah dengan luka di kepala dan tidak sadarkan diri. 

Seorang juru bicara junta yang berkuasa tidak menjawab permintaan komentar dari Reuters. Militer mengatakan bahwa pengunjuk rasa yang terbunuh menghasut kekerasan.

Baca Juga: KTT ASEAN-China Digelar Tanpa Perwakilan Myanmar

2. Sejak kudeta militer, 1.300 orang telah tewas dalam aksi protes

Tentara Myanmar Tabraki Massa Aksi Protes di YangonPengunjuk rasa menggelar aksi protes terhadap kudeta militer di Kota Yangon, Myanmar, Sabtu (6/2/2021). Mereka menuntut pembebasan pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/wsj.

Protes anti militer terus berlanjut di Myanmar, meskipun tercatat lebih dari 1.300 orang telah tewas sejak kudeta 1 Februari 2021. Aksi protes yang kian meluas jni merupakan kelompok kecil yang menyuarakan penentangan terhadap penggulingan pemerintahan peraih Nobel Aung San Suu Kyi dan kembalinya kekuasaan militer.

Junta Myanmar beralasan kudeta dilatarbelakangi kecurangan dalam pemilu November tahun lalu, yang dimenangi oleh partai Suu Kyi. Komisi pemilu setempat menolak pernyataan itu.

Perang dengan pemberontak etnis minoritas di daerah perbatasan terpencil di utara dan timur Myanmar meningkat secara signifikan sejak kudeta dan menggusur puluhan ribu warga sipil, menurut perkiraan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Baca Juga: Kubu Aung San Suu Kyi: Junta Mengkhianati Rakyat Myanmar dan ASEAN

3. Suu Kyi hadapi belasan kasus

Tentara Myanmar Tabraki Massa Aksi Protes di YangonPara demonstran angkat poster Suu Kyi saat mereka melawan kudeta militer dan tuntut pembebasan Suu Kyi di Yangon, Myanmar, Sabtu (13/2/2021). ANTARA FOTO/Reuters-Stringer/hp. Sumber: antaranews.com

Suu Kyi (76) menghadapi belasan kasus termasuk hasutan dan pelanggaran protokol COVID-19. Dia telah menolak semua tuduhan sampai saat ini.

Militer Myanmar mempertahankan keputusannya yang menolak akses utusan khusus Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk bertemu mantan pemimpin Aung San Suu Kyi yang berada di penjara. Keputusan itu melawan tekanan internasional yang mendesak militer untuk mematuhi rencana perdamaian regional yang disepakati dalam pertemuan para pemimpin ASEAN pada April lalu.

Wakil Jenderal Senior Soe Win, komandan kedua junta yang merebut kekuasaan dari pemerintahan terpilih Suu Kyi pada Februari, mengatakan mengizinkan orang asing mengakses seseorang yang didakwa melakukan kejahatan bertentangan dengan hukum dalam negeri Myanmar.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya