AS Beberkan Bukti Rusia Lakukan Kejahatan Kemanusiaan di Ukraina

Rusia lakukan pembunuhan, pemerkosaan, dan penyiksaan

Jakarta, IDN Times – Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris, mengatakan bahwa Rusia telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan selama invasinya di Ukraina.

Berbicara di Konferensi Keamanan Munich, beberapa hari sebelum peringatan Moskow meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina, Harris mengatakan pasukan Rusia telah melakukan serangan meluas dan sistemik terhadap penduduk sipil negara itu.

“Dalam kasus tindakan Rusia di Ukraina, kami telah memeriksa buktinya, kami mengetahui standar hukumnya, dan tidak ada keraguan bahwa ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Dan saya katakan kepada semua orang yang telah melakukan kejahatan ini, dan kepada atasan mereka yang terlibat dalam kejahatan ini, Anda akan dimintai pertanggungjawaban,” kata Harris, dikutip dari Al Jazeera.

1. AS tuduh Rusia lakukan pembunuhan hingga pemerkosaan

AS Beberkan Bukti Rusia Lakukan Kejahatan Kemanusiaan di UkrainaIlustrasi perang/konflik. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pemerintahan Biden, pada Maret 2022, secara resmi menetapkan pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang di Ukraina dan mengatakan akan bekerja sama dengan pihak lain untuk mengadili para pelanggar.

Penentuan kejahatan terhadap kemanusiaan melangkah lebih jauh, menunjukkan bahwa serangan terhadap warga sipil dilakukan secara luas dan sistematis.

Harris mendaftar serangkaian pelanggaran yang menurutnya dilakukan oleh pasukan Moskow di Ukraina.

“Tindakan pembunuhan yang mengerikan, penyiksaan, pemerkosaan dan deportasi, pembunuhan bergaya eksekusi, pemukulan dan penyetruman,” ungkap Harris, yang merupakan mantan jaksa.

Baca Juga: Slovakia Tetapkan Rusia sebagai Negara Pendukung Terorisme

2. Rusia bantah menyerang warga sipil

AS Beberkan Bukti Rusia Lakukan Kejahatan Kemanusiaan di UkrainaIlustrasi Kremlin, Rusia (unsplash.com/Eluoec)

Harris juga menyebut tindakan Rusia sebagai aksi biadab dan tidak manusiawi. Keterangan itu merujuk pada penemuan mayat di Bucha, serangan 9 Maret di rumah sakit bersalin Mariupol yang menewaskan tiga orang, serangan seksual terhadap anak berusia empat tahun oleh seorang tentara Rusia yang diidentifikasi oleh PBB.

Organisasi yang didukung oleh Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) telah mendokumentasikan lebih dari 30 ribu insiden kejahatan perang sejak invasi. Pejabat Ukraina mengatakan, mereka sedang menyelidiki penembakan di kota Bakhmut minggu ini sebagai kemungkinan kejahatan perang.

Rusia, yang mengatakan sedang melakukan operasi militer khusus di Ukraina untuk menghilangkan ancaman terhadap keamanannya dan melindungi penutur bahasa Rusia, membantah sengaja menargetkan warga sipil atau melakukan kejahatan perang.

3. AS ingin mengisolasi Rusia

AS Beberkan Bukti Rusia Lakukan Kejahatan Kemanusiaan di UkrainaPresiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. twitter.com/KremlinRussia_E; twitter.com/POTUS

Penentuan resmi AS, yang datang pada akhir analisis hukum yang dipimpin oleh Departemen Luar Negeri, tidak membawa konsekuensi langsung untuk perang yang berkelanjutan.

Tetapi, Washington berharap hal itu dapat mengisolasi Presiden Rusia Vladimir Putin dan menggembleng upaya hukum untuk meminta pertanggungjawaban anggota pemerintahannya melalui pengadilan dan sanksi internasional.

Komisi Penyelidikan Ukraina, yang didukung PBB, belum menyimpulkan bahwa kejahatan perang yang dikatakan telah diidentifikasi sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Pidato Harris disampaikan saat Menteri Luar Negeri AS dan China bertemu. Pada kesempatan itu, Washington memperingatkan bahwa bantuan mematikan China ke Rusia akan berdampak pada konsekuensi serius.

Baca Juga: Presiden Prancis Tak Ingin Rusia Dihancurkan, Cukup Dikalahkan

Andi IR Photo Verified Writer Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya