Cegah Bencana Nuklir, PLTN Zaporizhzhia Berhenti Beroperasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Operasi di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina, yang dikuasai Rusia sejak invasi pada 24 Februari, telah dihentikan sepenuhnya sebagai tindakan pengamanan, kata Energoatom, badan negara yang bertanggung jawab atas pembangkit tersebut, pada Minggu (11/9/2022).
Kegiatan pabrik benar-benar berhenti setelah badan tersebut memutuskan unit daya nomor 6 dari jaringan pada pukul 3.41 pagi waktu setempat, katanya dalam sebuah pernyataan.
"Persiapan sedang dilakukan untuk pendinginan dan transfer ke keadaan dingin," kata Energoatom, dikutip dari Reuters.
1. Hentikan operasi PLTN Zaporizhzhia
Kiev pada Rabu (7/9/2022) menyerukan penduduk di daerah yang diduduki Rusia di sekitar pabrik, yang merupakan PLTN terbesar di Eropa, untuk mengungsi demi keselamatan mereka.
Rusia dan Ukraina saling menuduh terkait siapa yang menembaki pembangkit nuklir, yang berisiko menimbulkan bencana nuklir. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, telah menyerukan agar wilayah di sekitar pabrik ditetapkan sebagai zona demiliterisasi.
Energoatom pada Sabtu (10/9/2022) menyampaikan, pihaknya memulihkan kapasitas operasional jalur komunikasi ke sistem tenaga, yang dikabarkan rusak oleh penembakan Rusia, memungkinkan pembangkit listrik itu ditenagai oleh sistem energi Ukraina.
"Oleh karena itu, keputusan dibuat untuk mematikan unit daya No. 6 dan memindahkannya ke kondisi teraman, shutdown dingin," katanya.
Baca Juga: Militer Rusia Dituduh Bunuh dan Siksa Staf PLTN Zaporizhzhia
2. Staf PLTN disiksa oleh Rusia, ada yang meninggal
Editor’s picks
Sebelumnya, Kepala Badan Energi Nuklir Ukraina, Petro Kotin, melaporkan bahwa pasukan Rusia telah menyiksa para staf di PLTN tersebut. Alhasil, dilaporkan dua staf meninggal dan banyak staf yang disiksa karena mendukung Ukraina.
“Pelecehan terhadap personel secara bertahap terbentuk. Dua orang dipukuli sampai mati. Kami tidak tahu di mana sekitar 10 orang sekarang, mereka dibawa (oleh Rusia) dan setelah itu kami tidak memiliki informasi tentang keberadaan mereka," kata Kotin seraya menambahkan sekitar 200 orang telah ditahan, dilansir AFP.
"Rusia mencari orang-orang pro-Ukraina dan menganiaya (memukul dan menyiksa) mereka. Orang-orang hancur secara psikologis," tambah dia.
3. Ukraina soroti rekomendasi IAEA soal zona demiliterisasi
Kotin menyambung, tekanan psikologis yang berat terhadap karyawan pabrik dikhawatirkan menjadi pemicu human error, yang berujung membahayakan PLTN tersebut.
"Situasi ini harus diperbaiki sesegera mungkin," katanya.
Badan Energi Atom Internasional PBB (IAEA) dalam laporannya menyerukan pembentukan zona perlindungan keselamatan dan keamanan nuklir di sekitar pabrik.
Kotin justru khawatir dengan seruan itu karena dianggap multiintepretasi
"Jika ini adalah demiliterisasi pembangkit nuklir, kami mendukung sepenuhnya. Jika itu adalah penciptaan beberapa zona keamanan dengan kontrol bersama bersama dengan Rusia, maka ini tentu saja merupakan keputusan yang tidak dapat diterima bagi kami. Kami akan bersikeras menciptakan zona demiliterisasi di sekitar pabrik, termasuk dengan partisipasi kelompok penjaga perdamaian," jelas Kotin.
Baca Juga: Situasi Terkini di Ukraina: Rusia Mundur, Kiev Berhasil Rebut Kupiansk
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.