Macron Janji Perbaiki Infrastruktur Publik yang Rusak Imbas Kerusuhan

Ratusan sekolah dan bangunan rusak gegera kericuhan

Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menjanjikan dukungan pemerintah untuk membantu wali kota membangun kembali sekolah, perpustakaan, dan balai kota yang hancur selama akibat kerusuhan dalam sepekan terakhir. Demonstrasi berujung ricuh pecah usai polisi menembak seorang remaja.

Ribuan klaim asuransi mulai mengalir saat pemilik usaha kecil berusaha memperbaiki toko dan kantor yang diserang selama kerusuhan. Menteri Keuangan Bruno Le Maire menjanjikan dukungan tambahan bagi mereka yang paling terdampak.

Lobi pengusaha Prancis Medef memperkirakan, biaya kekerasan lebih dari 1 miliar euro (sekitar Rp16 triliun). Ada sekitar 200 bisnis yang dijarah, dan 300 cabang bank serta 250 toko tembakau dihancurkan. Angka tersebut tidak termasuk bangunan publik, dilansir Bloomberg.

1. Kerusuhan memperburuk citra Prancis

Macron Janji Perbaiki Infrastruktur Publik yang Rusak Imbas KerusuhanIlustrasi Suasana Pandemik COVID-19 di Paris (ANTARA FOTO/Christophe Ena/Pool via REUTERS)

Kepala Medef, Geoffroy Roux de Bezieux, mengatakan bahwa video kerusuhan yang beredar di seluruh dunia telah merusak citra Prancis.

Dia menambahkan, meski sulit untuk mengetahui apakah dampak kerusuhan, pasti akan ada penurunan pemesanan musim panas ini. Dia pun mencatat bahwa banyak yang telah membatalkan reservasi mereka.

Menurut badan statistik Insee, Prancis bergantung pada pariwisata untuk sekitar 4 persen dari output ekonomi.

Perusahaan asuransi Prancis sejauh ini telah menerima sekitar 5.900 klaim senilai total sekitar 280 juta euro (sekitar Rp4,5 triliun) akibat kekerasan tersebut, menurut Florence Lustman selaku ketua lobi industri France Assureurs.

Angka di atas sebanding dengan 10 ribu klaim dengan biaya 205 juta euro (sekitar Rp3,3 triliun) selama kerusuhan besar terakhir di penghujung 2005.

Baca Juga: Kerusuhan di Prancis Mulai Mereda, 3 Ribu Orang Ditangkap

2. Ribuan orang ditangkap karena kerusuhan

Macron Janji Perbaiki Infrastruktur Publik yang Rusak Imbas KerusuhanIlustrasi rasisme. (Unsplash.com/Markus Spiske)

Kerusuhan di Prancis sejak kematian Nahel, remaja berusia 17 tahun keturunan Afrika Utara, pada 27 Juni telah menyoroti ketegangan berkepanjangan atas rasisme dan ketidaksetaraan di negara itu, terutama di lingkungan campuran etnis di sekitar kota besar dan kecil.

Oposisi di kedua ujung spektrum politik telah memanfaatkan krisis sebagai bukti bahwa pemerintah gagal menjamin keamanan publik dan mempersempit kesenjangan ekonomi.

Macron bertemu lebih dari 200 wali kota pada Selasa untuk membahas dampak dan penyebab kerusuhan.

Pengerahan polisi besar-besaran yang berkelanjutan telah menyebabkan penurunan yang signifikan dalam tingkat kerusuhan. Jumlah penangkapan turun menjadi 72 orang pada Senin malam dari puncak lebih dari 1.300 Jumat lalu.

Jumlah kendaraan yang terbakar atau bangunan yang rusak menurun setiap malam sejak memuncak Kamis lalu, menurut data pemerintah. Semua mengatakan, hampir 3.500 orang telah ditangkap sejak kerusuhan dimulai seminggu yang lalu.

3. Pemerintah akan membantu upaya restorasi

Macron Janji Perbaiki Infrastruktur Publik yang Rusak Imbas KerusuhanPresiden Prancis, Emmanuel Macron. (twitter.com/Emmanuel Macron)

Pemerintah akan melakukan berbagai cara untuk merestorasi dampak kerusuhan, termasuk mengurangi deductible klaim untuk bisnis independen yang paling terdampak kekerasan dan telah berjanji untuk membayar kompensasi secepat mungkin, kata Le Maire.

Pemerintah juga dapat menghapus biaya sosial dan fiskal bagi pemilik toko yang paling terkena dampaknya.

“Jika toko Anda telah terbakar habis dan pekerjaan hidup telah menjadi abu, negara harus berada di sisi Anda. Kami akan melakukan semua yang diperlukan agar aktivitas ekonomi dapat dengan tenang meningkat lagi di negara kami secepat mungkin,” kata Le Maire.

Sebuah survei terhadap 1.005 orang dewasa terkait jajak pendapat dan firma riset pasar Ifop yang dilakukan Kamis dan Jumat lalu menunjukkan, peringkat persetujuan Macron telah meningkat dua poin menjadi 33 persen, tertinggi sejak Maret.

Namun, jajak pendapat terpisah dari seribu orang oleh Elabe untuk BFM TV menunjukkan bahwa posisi politik pemimpin sayap kanan Marine Le Pen paling diuntungkan dari kerusuhan tersebut, dikutip dari The Straits Times.

Baca Juga: Nenek Nahel Minta Demonstran Hentikan Kerusuhan di Prancis

Andi IR Photo Verified Writer Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya