Presiden-Wapres Taiwan Sisihkan Gajinya untuk Bantu Rakyat Ukraina
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Para pemimpin Taiwan memutuskan untuk menyisihkan satu bulan gajinya untuk bantuan kemanusiaan rakyat Ukraina. Para pemimpin yang dimaksud adalah Presiden Tsai Ing-wen, Wakil Presiden William Lai, dan Perdana Menteri Su Tseng-chang.
Sumber Reuters, dengan syarat anonim, mengatakan bahwa Presiden Tsai setiap bulannya menerima gaji sebesar 400 ribu dolar Taiwan atau sekitar Rp205 juta rupiah.
1. Taiwan tegas mendukung Ukraina
Perang yang terjadi di Ukraina menarik simpati luas dari masyarakat Taiwan, yang setiap harinya juga menghadapi ancaman invasi dari negara tetangganya China.
Beijing melihat Taiwan sebagai wilayahnya yang hendak memisahkan diri. Sejak tahun lalu, China semakin meningkatkan tekanan militernya untuk menegaskan klaim atas negara kepulauan tersebut.
Sebagai negara demokrasi, Taiwan menegaskan posisinya untuk terus mendukung Ukraina.
“Sebagai mitra global demokrasi, Taiwan tidak akan absen, dan kami sepenuhnya mendukung Ukraina,” ucap Tsai.
Baca Juga: Zelenskyy Bebaskan Visa Bagi Pasukan Asing yang Ingin Bela Ukraina
2. Taiwan telah mengirim bantuan medis untuk Ukraina
Editor’s picks
Dikutip dari The Straits Times, Taiwan sebelumnya telah mengirimkan bantuan kemanusiaan gelombang pertama dalam bentuk 27 ton pasokan medis.
Dalam pertemuan Partai Progresif Demokratik, partai yang saat ini berkuasa, menegaskan bahwa perjuangan rakyat Ukraina telah menggerakkan dunia dan rakyat Taiwan.
Kementerian Luar Negeri Taiwan juga telah meminta kedutaan de facto di Warsawa dan organisasi non-pemerintah ‘yang ditunjuk’ untuk membantu mendistribusikan dana bakal pengungsi Ukraina.
3. Taiwan berharap dukungan masyarakat dunia terhadap Ukraina semakin banyak
Pekan lalu, Taiwan menyatakan sikapnya untuk bergabung dengan sanksi yang dipimpin Barat terhadap Rusia, meskipun nilai perdagangannya dengan Moskow relatif kecil.
Taiwan banyak ‘terdepak’ dari organisasi internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, karena tekanan China. Kendati begitu, Taiwan berkomitmen untuk menunjukkan posisinya sebagai bagian dari komunitas internasional yang bertanggung jawab, meskipun terisolasi secara diplomatik.
"Saya berharap kepada rekan-rekan kami, serta semua mitra partai kami di kantor publik, dapat menanggapi tindakan ini (invasi Rusia), dan dengan tegas menyatakan kepada dunia bahwa Taiwan mendukung Ukraina, dan Taiwan mendukung demokrasi serta kebebasan," kata Tsai.
Baca Juga: Ratusan Diplomat Walk Out Saat Menlu Rusia Pidato di PBB
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.