Jepang Bersiap! Korea Utara Bakal Luncurkan Rudal Satelit Militer

Rudal Korut yang membawa satelit berpotensi jatuh di Jepang

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertahanan Jepang mengeluarkan perintah untuk mempersiapkan penghancuran rudal apa pun yang mengancam teritorinya, termasuk rudal balistik Korea Utara (Korut). Hal itu diumumkan setelah Korut mengeluarkan peringatan akan peluncuran satelit militernya pada Senin (29/5/2023).

Penjaga pantai Jepang mengatakan, peluncuran rudal Korut akan dilakukan antara 31 Mei sampai 11 Juni. Rudal balistik yang membawa satelit itu berpotensi jatuh di perairan Laut Kuning, Laut Cina Timur, dan timur Pulau Luzon Filipina.

Jepang mengeluarkan peringatan keselamatan untuk kapal-kapal di daerah tersebut karena terdapat risiko jatuhnya puing-puing.

"Pemerintah mengakui bahwa ada kemungkinan satelit tersebut dapat melewati wilayah negara kita," kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Hirokazu Matsuno, dikutip Reuters.

Pada awal bulan ini, pemimpin Korut Kim Jong Un memeriksa satelit mata-mata militer yang selesai dibangunnya. Dia juga menyetujui rencana peluncuran satelit tersebut. Meski demikian, belum ada informasi terkait jenis satelit yang akan diluncurkan dalam peringatan peluncuran pada Senin.

Baca Juga: Jepang Sempat Panik Gegara Korut Luncurkan Rudal

1. Jepang bakal hancurkan satelit Korut yang masuk ke wilayahnya

Matsuno mengatakan satelit yang diluncurkan Korut kemungkinan akan masuk atau lewat di atas pulau barat daya Jepang, termasuk Okinawa. Amerika Serikat (AS) memiliki pangkalan militer utama dan ribuan tentara di sana. Matsuno memerintahkan pasukannya untuk menembak jatuh satelit ataupun puing-puing yang memasuki wilayah negara itu.

Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan, pihaknya akan menggunakan rudal Standard Missile-3 (SM-3) atau Patriot Missile PAC-3 untuk menghancurkan rudal Pyongyang.

Dilansir The Japan Times, Kementerian juga mengerahkan kapal perusak Aegis Pasukan Bela Diri Maritim, yang dilengkapi dengan SM-3 pencegat, ke perairan di sekitar Jepang.

Kapal itu dirancang untuk menembak jatuh rudal balistik di luar atmosfer, sementara sistem PAC-3, yang memiliki jangkauan 30 km, digunakan untuk mencegat rudal yang menghindari SM-3. Rudal itu dianggap sebagai garis pertahanan terakhir.

"Kami akan mengambil tindakan destruktif terhadap rudal balistik dan lainnya yang dipastikan mendarat di wilayah kami," kata Kementerian.

Baca Juga: Rudal Balistik Korut yang Jatuh Dekat Jepang Dinilai Provokasi Serius

2. Jepang-Korsel desak Korut batalkan rencana peluncuran satelitnya

Untuk meluncurkan satelitnya, Korut harus menggunakan teknologi rudal jarak jauh yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB (DK PBB). Peringatan peluncuran pada Senin disambut dengan kecaman langsung oleh beberapa pihak.

"Setiap peluncuran rudal oleh Korea Utara, bahkan jika itu disebut satelit, merupakan pelanggaran serius terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan dan masalah serius bagi keselamatan orang," kata Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida.

Matsuno mengatakan peluncuran satelit Pyongyang merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan Jepang, kawasan, dan komunitas internasional. Tokyo dan Seoul mendesak negara pembuat senjata mematikan itu untuk membatalkan peluncuran yang disebutnya ilegal.

"Pemerintah kami dengan tegas memperingatkan Korea Utara terhadap provokasi yang mengancam perdamaian di kawasan dan mendesaknya untuk segera menarik rencana peluncuran ilegalnya," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, dikutip AP.

Baca Juga: Korut: Status Kami sebagai Negara Nuklir Sudah Final

3. Korut berniat kembangkan satelit mata-mata

Jepang Bersiap! Korea Utara Bakal Luncurkan Rudal Satelit Militerilustrasi serangan rudal balistik (unsplash.com/Maciej Ruminkiewicz)

Korut telah beberapa kali mencoba untuk meluncurkan satelit pengamatan bumi, dua di antaranya berhasil ditempatkan di orbit pada 2012 dan 2016.

Belum diketahui apakah Pyongyang telah membuat kemajuan dalam kemampuan satelitnya sejak 2016. Akan tetapi, peluncuran terbaru yang direncanakan diduga berasal dari keinginan negara itu untuk bersaing mendapatkan prestise dengan tetangganya, Korsel, yang menggunakan roket luar angkasa buatan dalam negeri untuk mengirimkan satelit.

Pada April, Kim Jong Un mengatakan negaranya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pengumpulan intelijen satelit, dengan mengerahkan beberapa satelit pengintaian pada orbit yang berbeda secara berurutan. Itu secara teoritis memungkinkan Korut untuk memantau situs militer dan target musuh potensial.

Satelit mata-mata adalah satu di antara serangkaian sistem senjata berteknologi tinggi yang secara terbuka dijanjikan Kim untuk dikembangkan. Selain itu, sistem senjata lain yang masuk daftar pengembangan adalah rudal balistik antar benua (ICBM) propelan padat, kapal selam bertenaga nuklir, rudal hipersonik, dan rudal multi hulu ledak.

Angga Kurnia Saputra Photo Verified Writer Angga Kurnia Saputra

Self-proclaimed foreign policy enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya