Zelenskyy di KTT G7: Pemimpin Dunia Harus Bersatu Lawan Rusia

Zelenskyy cari dukungan global yang lebih luas

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berupaya mendapatkan dukungan global untuk rencana perdamaian Kiev, dalam putaran diplomasi yang sengit pada KTT G7 di Hiroshima, Jepang.

Dia menekankan kepada para pemimpin yang berkumpul untuk tetap bersatu melawan agresi Rusia.

Zelenskyy hadir secara langsung untuk menyampaikan pidatonya di hari terakhir KTT G7 pada Minggu (21/5/2023). Dalam beberapa bulan terakhir, Zelenskyy selalu mempromosikan apa yang disebut pemerintahnya sebagai formula perdamaian, yang menuntut pasukan Rusia untuk mundur dari Ukraina sebelum negosiasi dapat dimulai.

"Kami dipersatukan oleh satu prinsip lagi, (yakni) rasionalitas. Kami selalu bertindak secara praktis melindungi nilai-nilai kami. Dan Formula Perdamaian Ukraina adalah ekspresi rasionalitas yang jelas. Saya berterima kasih (kepada G7) telah mendukung formula kami," ujar Zelenskyy, dikutip Reuters.

1. Zelenskyy ingin gaet dukungan negara-negara

Kehadiran Zelenskyy di KTT G7 juga dapat ditafsirkan sebagai upaya untuk membujuk para pemimpin negara-negara nonblok yang menjadi kunci, termasuk India dan Brasil, untuk mendukung perdamaian di Ukraina dan menentang agresi Rusia. 

Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi, yang menyerukan gencatan senjata di Ukraina, tetapi secara bersamaan tidak mengutuk Moskow. Dia lebih terbuka setelah bertemu secara langsung dengan Zelenskyy pada Sabtu (20/5/2023). Modi bahkan secara terang-terangan menyatakan dukungannya.

"Saya memahami rasa sakit Anda dan rasa sakit warga Ukraina dengan sangat baik. Saya dapat meyakinkan Anda bahwa untuk menyelesaikan ini India dan, saya pribadi, akan melakukan apa pun yang dapat kami lakukan," ungkap Modi, dikutip The Guardian.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menggambarkan KTT tersebut sebagai kesempatan untuk meyakinkan India dan Brasil untuk mendukung Kiev. Macron menggambarkan kehadiran Zelenskyy sebagai game changer.

Baca Juga: Wah! Ukraina Panen Dukungan di KTT G7

2. G7 tegaskan dukungannya terhadap Ukraina 

Negara-negara G7 menegaskan dukungannya yang teguh terhadap Kiev dalam komunike finalnya. Para pemimpin bersumpah untuk mengintensifkan tekanan terhadap Rusia, serta menyepakati paket sanksi besar baru terhadap negara itu.

"Perang agresi brutal Rusia merupakan ancaman bagi seluruh dunia yang melanggar norma, aturan, dan prinsip dasar komunitas internasional. Kami menegaskan kembali dukungan kami yang tak tergoyahkan untuk Ukraina selama diperlukan untuk mewujudkan perdamaian yang komprehensif, adil, dan abadi," bunyi komunike final KTT G7.

Sementara itu, Zelenskyy bersikeras bahwa dialog damai dengan Rusia hanya akan terjadi apabila negara itu menarik pasukannya dari Ukraina. Dia yakin bahwa dunia memiliki kapasitas untuk memaksa Kremlin ke meja perundingan.

"Selama penjajah tetap berada di tanah kami, tidak ada yang akan duduk di meja perundingan dengan Rusia. Dunia memiliki kekuatan yang cukup untuk memaksa Rusia memulihkan perdamaian selangkah demi selangkah," tegas Zelenskyy, dikutip CNN.

3. G7 desak China untuk tekan Rusia agar mengakhiri perangnya

Zelenskyy di KTT G7: Pemimpin Dunia Harus Bersatu Lawan RusiaPertemuan pemimpin negara-negara G7 di Hiroshima, Jepang. (twitter.com/RishiSunak)

Pada kesempatan yang sama, G7 juga mendesak China untuk menekan mitra strategisnya, yakni Rusia, untuk mengakhiri perangnya di Ukraina dan menyelesaikan sengketa teritorial secara damai. 

Para pemimpin kelompok itu menekankan bahwa mereka ingin membangun hubungan yang konstruktif dan stabil dengan Beijing. Mereka mengakui pentingnya terlibat secara terbuka dengan negara yang memiliki peran global dan ekonomi yang kuat itu. 

"Kami meminta China untuk menekan Rusia agar menghentikan agresi militernya, dan segera, sepenuhnya dan tanpa syarat menarik pasukannya dari Ukraina. Kami mendorong China untuk mendukung perdamaian yang komprehensif, adil dan abadi berdasarkan integritas wilayah dan prinsip serta tujuan Piagam PBB," bunyi pernyataan para pemimpin G7. 

Namun, langkah itu justru mendapat pertentangan Moskow. Menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov, menuduh kelompok itu sedang berusaha mengisolasi Kremlin dan Beijing. 

"Tugas telah ditetapkan dengan lantang dan terbuka, (yakni) untuk mengalahkan Rusia di medan perang, tetapi tidak berhenti di situ, tetapi untuk melenyapkannya sebagai pesaing geopolitik," ujar Lavrov.

Baca Juga: Dua Eksil Rusia Diracun sebelum Hadiri Konferensi Pembangkang Kremlin

Angga Kurnia Saputra Photo Verified Writer Angga Kurnia Saputra

Self-proclaimed foreign policy enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya