Angin Kencang Terjang China, Ratusan Penerbangan Dibatalkan

Intinya sih...
- NMC China keluarkan peringatan oranye untuk angin kencang, serta peringatan biru untuk badai pasir dan salju.
- Badai menyebabkan ratusan penerbangan dan kereta api dihentikan sementara, 838 penerbangan dibatalkan di Beijing.
- Dampak badai memaksa penutupan tempat wisata dan situs bersejarah, sejumlah kendaraan rusak tanpa korban luka dilaporkan.
Jakarta, IDN Times - Pusat Meterologi Nasional (NMC) China mengeluarkan peringatan oranye untuk angin kencang, serta peringatan biru untuk badai pasir dan badai salju pada Minggu (13/4/2025) pagi. CCTV News melaporkan, banyak daerah, termasuk China Utara, mengalami angin kencang yang terus-menerus dengan beberapa daerah mengalami hembusan angin yang mencapai level 11 atau lebih tinggi.
Sejauh ini, putaran kondisi cuaca tersebut telah menyebabkan dampak di banyak wilayah dan diperkirakan akan terjadi di Daerah Otonomi Mongolia Dalam bagian tengah dan timur. Sementara itu, tempat-tempat seperti Daerah Otonomi Xinjiang Uighur di barat laut China menghadapi hembusan pasir atau debu yang beterbangan. Hal ini mendorong pihak berwenang untuk menerapkan tindakan pencegahan dan tanggap darurat yang sesuai, dilansir Global Times.
Di China, kecepatan angin yang diukur pada ketinggian 10 meter di atas tanah di bidang pengamatan meteorologi standar, dikategorikan ke dalam 18 tingkat yang berbeda. Kekuatan 11 dan 12 atau lebih tinggi sangat jarang terjadi di wilayah daratan karena sering terjadi di daerah pegunungan dataran tinggi.
1. Layanan transportasi umum dibatalkan hingga ditangguhkan
Dilansir BBC, ratusan penerbangan telah dibatalkan dan kereta api dihentikan sementara, termasuk jalur kereta bawah tanah ekspress bandara dan beberapa jalur kereta berkecepatan tinggi. Hal ini disebabkan badai yang melanda Beijing dan China utara pada Sabtu (12/4/2025). Tercatat hingga pukul 11:30 waktu setempat, sebanyak 838 penerbangan telah dibatalkan di dua bandara utama ibu kota.
"Karena angin kencang, semua penerbangan yang dijadwalkan tadi malam dan hari ini dibatalkan. Jadi saya mungkin akan memesan ulang penerbangan saya dalam beberapa hari. Sekarang saya pada dasarnya terdampar di Beijing," kata seorang pengusaha dari provinsi Zhejiang, dekat Shanghai, yang penerbangan pulangnya dibatalkan.
Dampak dari badai yang melanda China, memaksa penutupan tempat-tempat wisata dan situs bersejarah. Tempat-tempat itu termasuk Summer Palace, Temple of Heaven, Kebun Binatang Beijing dan taman hiburan Universal Studios juga ditutup sementara pada 12 April.
Taman-taman juga ditutup dengan beberapa pohon tua diperkuat atau dipangkas sebagai persiapan, namun hampir 300 pohon telah tumbang di Beijing. Sejumlah kendaraan juga rusak, tetapi tidak ada korban luka yang dilaporkan.
Angin kencang juga memaksa penundaan rangkaian acara setengah maraton pada 13 April, yang menampilkan robot humanoid yang bersaing dengan manusia dalam upaya untuk memamerkan kemajuan teknologi China.
2. Pemerintah China menyerukan warganya untuk tidak keluar rumah
Dilaporkan, hembusan angin berkecepatan hingga 93mph (150kph) melanda Beijing dan akan terus berlanjut sepanjang akhir pekan. Angin kencang tersebut merupakan yang terkuat di ibu kota China selama lebih dari setengah abad
Jutaan orang didesak untuk tetap berada di dalam rumah pada 11 April. Di Beijing, sebagian besar warga mematuhi anjuran pemerintah untuk tetap tinggal di dalam rumah, setelah kota itu memperingatkan kepada 22 juta penduduknya untuk menghindari perjalanan yang tidak penting.
Beberapa media pemerintah memperingatkan bahwa orang dengan berat kurang dari 50 kg mungkin mudah tertiup angin.
3. Perubahan iklim memicu cuaca ekstrem di China
Di media sosial, pembahasan tentang angin mendominasi obrolan dengan banyak orang menyatakan kekhawatiran terhadap pekerja pengiriman makanan yang harus berjuang menghadapi kondisi tersebut.
"Dalam cuaca seperti ini, kami dapat memilih untuk tidak memesan layanan pesan antar. Ini terlalu sulit bagi mereka," kata seorang pengguna Weibo, dikutip dari The Straits Times.
Negeri Tirai Bambu adalah penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Menurut, para ilmuwan hal ini menyebabkan perubahan iklim dan membuat cuaca ekstrem lebih sering terjadi dan lebih intens.
Pada 2024, puluhan orang tewas dan ribuan orang dievakuasi selama badai yang menyebabkan banjir parah di seluruh negeri. Pada Mei, jalan raya di China selatan ambruk setelah hujan selama beberapa hari yang menewaskan 48 orang.