India-Pakistan Dilanda Gelombang Panas Ekstrem, Suhu Tembus 45 Derajat

PBB sebut jutaan warga India-Pakistan menjadi korban

Jakarta, IDN Times - Gelombang panas ekstrem berdampak pada ratusan juta orang di India dan Pakistan. Kedua negara tersebut diketahui sebagai salah dua negara terpadat di dunia saat ini. 

Untuk menanggulangi dampak negatif dalam jangka panjang, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berencana untuk meluncurkan rencana aksi kesehatan panas yang bekerja sama dengan lembaga lokal di kedua negara tersebut.

Rencana aksi ini diklaim telah efektif menyelamatkan banyak kehidupan, kata World Meteorological Organization (WMO) pada Jumat (29/04/2022). 

1. Suhu di India dan Pakistan mencapai 45 derajat celcius

Gelombang panas ekstrem memiliki dampak ganda dan berjenjang, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Dampak negatif gelombang panas tidak hanya pada kesehatan manusia, tetapi juga pada ekosistem, pertanian, pasokan air dan energi, serta sektor-sektor utama ekonomi.

Suhu di India dan Pakistan rata-rata sebesar 45 derajat celcius. Gelombang panas tersebut menimbulkan tantangan kesehatan dan logistik bagi pekerja kasar, petani, pemadam kebakaran, insinyur listrik, pejabat pemerintah, dan lainnya, terutama di daerah-daerah di mana AC langka. 

Akibat gelombang panas ekstrem dalam beberapa waktu terakhir, masyarakat setempat menderita kepanasan. Selain itu, permintaan akan AC meningkat, dilansir The New York Times

Baca Juga: Argentina: Pemadaman Listrik Terjadi di Tengah Gelombang Panas

2. Kualitas udara memburuk dan lahan berisiko terbakar akibat gelombang panas ekstrem

Departemen Meteorologi India mengatakan, suhu maksimum mencapai 43-46 derajat celcius di wilayahnya. Gelombang panas  yang hebat ini diprediksi akan berlanjut hingga 2 Mei.

Fenomena tersebut juga terlihat di Pakistan, yang mana suhu pada siang hari berkisar antara 5-8 derajat celcius di atas normal, kata Departemen Meteorologi Pakistan. Hal tersebut membuat masyarakat setempat harus banyak menyesuaikan dengan fenomena alam. 

Mereka juga memperingatkan bahwa di daerah pegunungan Gilgit-Baltistan dan Khyber Pakhtunkwa, tingkat panas yang tidak biasa akan mempercepat pencairan salju dan es, dengan kemungkinan memicu banjir danau glasial atau banjir bandang di daerah yang rentan, dilansir laman resmi PBB. 

Mereka juga memperingatkan bahwa kualitas udara juga telah memburuk, dan sebagian besar lahan berisiko terbakar. Hal ini menunjukkan bahwa Pakistan dan India semakin merasakan dampak nyata perubahan iklim. 

3. Kebijakan Pemerintah India dan Pakistan untuk mengatasi masalah ini

Menteri Federal Pakistan untuk Perubahan Iklim, Sherry Rehman, mendesak pemerintah federal dan provinsi untuk mengambil tindakan pencegahan guna mengelola gelombang panas yang intens. 

“Asia Selatan, khususnya India dan Pakistan, menghadapi gelombang panas yang memecahkan rekor. Itu dimulai pada awal April dan terus membuat orang-orang terengah-engah di tempat teduh yang mereka temukan,” kata Rehman dalam sebuah pernyataan, dilansit Al Arabiya News

Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, Pakistan beralih musim dari musim dingin ke musim panas tanpa musim semi, kata Rehman. Hal ini membuat pemerintah Pakistan semakin sadar untuk segera menanggulangi dampak perubahan iklim ini. 

Pemerintah juga mengimbau otoritas penanggulangan bencana provinsi untuk bersiap menghadapi risiko banjir bandang di provinsi pegunungan utara karena pencairan glasial yang cepat, kata Rehman.

Sedangkan di India, pemerintah setempat telah membentuk kerangka kerja nasional untuk rencana aksi panas melalui Otoritas Manajemen Bencana Nasional, yang mengoordinasikan jaringan lembaga tanggap bencana negara, khususnya bencana gelombang panas. 

Nantinya, para pemerintah daerah diharapkan untuk mempersiapkan suhu yang melonjak dan memastikan bahwa warganya mengetahui protokol gelombang panas. India memang sudah fokus untuk mengatasi masalah ini, mengingat gelombang panas ekstrem sudah membunuh setidaknya 6.500 orang sejak 2010 lalu, dilansir Al Jazeera. 

Baca Juga: Yunani: Gelombang Panas Terburuk di 30 Tahun Terakhir

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya