Pengiriman Bantuan ke Gaza Tertunda akibat Jaringan Putus

Israel diduga menggunakan kelaparan sebagai senjata perang

Jakarta, IDN Times - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terpaksa menghentikan pengiriman makanan dan kebutuhan lainnya ke Gaza pada Jumat (17/11/2023) waktu setempat. PBB pun memperingatkan akan meningkatnya risiko kelaparan yang meluas akibat pengiriman bantuan itu terhenti.

Penghentian itu dilakukan setelah layanan internet dan telepon tidak berfungsi. Jaringan internet tersebut diakibatkan oleh kurangnya bahan bakar yang tersedia.

Israel mengumumkan bahwa mereka akan mengizinkan dua truk tangki bahan bakar masuk ke Gaza setiap hari untuk keperluan PBB. Jumlah tersebut merupakan setengah dari jumlah yang dibutuhkan PBB untuk fungsi penyelamatan ratusan ribu orang di Gaza. 

Baca Juga: Imbas Kekurangan Bahan Bakar, Bantuan PBB ke Gaza Kembali Terhenti

1. Bantuan PBB ke Gaza terhambat akibat pemutusan jaringan telekomunikasi

Israel telah melarang masuknya bahan bakar sejak awal perang, dengan mengatakan bahan bakar tersebut dikhawatirkan akan dialihkan oleh Hamas untuk keperluan militer. Mereka juga memblokir pasokan makanan, air dan lainnya. 

Pemadaman jaringan telekomunikasi ini membuat 2,3 juta penduduk Gaza tidak bisa melakukan komunikasi dengan masyarakat luar.  Badan PBB untuk pengungsi Palestina, yang dikenal sebagai UNRWA, tidak dapat mengirimkan konvoi bantuannya pada Jumat (17/11/2023), karena terputusnya jaringan telekomunikasi, kata juru bicara Juliette Touma.

“Pemadaman listrik yang berkepanjangan berarti penghentian operasi kemanusiaan kami di Jalur Gaza,” kata Touma kepada Associated Press.

Layanan telepon dan internet di beberapa bagian Jalur Gaza dikabarkan telah pulih sebagian setelah pasokan bahan bakar untuk generator dalam jumlah terbatas disalurkan, menurut NetBlocks, sebuah kelompok yang melacak pemadaman internet.

Baca Juga: RI, Malaysia dan Brunei Kompak Angkat Isu Gaza di KTT APEC

2. Seorang kolonel pasukan Israel ditemukan tewas di gedung sekitar Rumah Sakit Shifa

Pasukan Israel telah mengisyaratkan bahwa mereka dapat memperluas serangan mereka ke arah selatan Gaza sambil melanjutkan operasi di utara. Pasukan Israel dikabarkan masih mencari jejak pusat komando Hamas yang menurut Israel terletak di bawah gedung Rumah Sakit Shifa. 

Walau begitu, klaim itu telah dibantah oleh Hamas dan staf rumah sakit. Pada Jumat (17/11/2023), militer mengatakan mereka menemukan mayat sandera lainnya, Kopral Noa Marciano, di gedung yang berdekatan dengan Rumah Sakit Shifa.

Ratusan pelayat, banyak yang membawa bendera Israel, menghadiri pemakaman Marciano di kampung halamannya di Modi’in. Ada juga seorang tawanan lainnya yang ditemukan di gedung sekitar Rumah Sakit Shifa, yaitu Yehudit Weiss. 

3. Israel diduga sengaja membuat masyarakat Gaza kelaparan sebagai senjata perang

Pengiriman Bantuan ke Gaza Tertunda akibat Jaringan Putusbendera Israel (pixabay.com/edu_castro27)

Berbicara dari Ramallah, analis politik Nour Odeh mengatakan Israel menggunakan kelaparan dan tidak adanya sumber energi di Gaza sebagai senjata perang. Memang, Israel kerap menghambat dan melarang pengiriman bantuan ke wilayah Gaza, walau bantuan tersebut dari PBB. 

“Israel pada dasarnya memegang kunci kehidupan di Gaza. Menurut hukum internasional, negara ini dianggap sebagai negara pendudukan yang berarti negara ini mempunyai kewajiban tambahan terhadap penduduk sipil. Mereka mengontrol segala sesuatu yang masuk dan keluar dari Gaza,” tambahnya, dilansir Al Jazeera. 

“Hal ini telah membuat daerah kantong tersebut berada dalam jarak satu inci dari kehancuran selama 17 tahun terakhir. Dan kini, selama 40 hari terakhir, negara ini tidak mengizinkan masuknya makanan, air, dan obat-obatan untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk bertahan hidup," tambah Nour. 

Lebih dari 11 ribu jiwa meninggal di Gaza sejak serangan Israel pada awal Oktober 2023 lalu. Korban meninggal di Gaza diyakini terus bertambah mengingat masih ada ratusan orang yang dipercaya berada di bawah reruntuhan gedung.

Baca Juga: Akhirnya! Israel Setuju BBM Masuk ke Gaza, tapi dalam Jumlah Minimal

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya