Penjaga Perbatasan Arab Saudi Dilaporkan Membunuh Ratusan Migran

Arab Saudi dianggap melakukan pelanggaran HAM berat

Jakarta, IDN Times - Penjaga perbatasan Arab Saudi dituduh melakukan pembunuhan massal terhadap para migran di sepanjang perbatasan Yaman. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Human Rights Watch dalam laporannya yang dirilis pada Senin (21/08/2023). 

Ratusan orang yang kebanyakan dari Ethiopia ditembak mati saat melintasi Yaman. Sebagian dari korban juga menyatakan anggota badan mereka ada yang terputus akibat ulah penjaga perbatasan tersebut.

Baca Juga: Arab Saudi Disebut Undang Suriah ke KTT Liga Arab 

1. Kesaksian mengerikan dari seorang korban

Arab Saudi sebelumnya menolak tuduhan pembunuhan sistematis yang kerap dilayangkan oleh berbagai pihak. Laporan Human Rights Watch (HRW) sendiri berjudul "They Fired On Us Like Rain".

Laporan itu berisi kesaksian dari para migran yang mengatakan bahwa mereka ditembak. Mereka juga menyatakan kadang-kadang para migran menjadi sasaran senjata peledak oleh polisi dan tentara Saudi di perbatasan utara Yaman. 

"Penembakan terus berlanjut," kata Mustafa Soufia Mohammed yang berusia 21 tahun kepada BBC. Dia mengatakan beberapa dari kelompoknya yang terdiri dari 45 migran tewas ketika mereka diserang pada Juli 2022.

"Saya bahkan tidak menyadari bahwa saya tertembak," katanya. "Tetapi ketika saya mencoba untuk bangun dan berjalan, sebagian kaki saya tidak bersama saya," tambah Mustafa.

Baca Juga: Jalin Hubungan Lagi, Arab Saudi-Iran Makin Lengket!

2. Petugas Arab Saudi melakukan serangan terhadap migran dengan brutal

Penjaga Perbatasan Arab Saudi Dilaporkan Membunuh Ratusan Migranilustrasi senjata api (unsplash.com/steve woods)

Dalam laporan HRW, terdapat cerita seorang anak berusia 14 tahun dari wilayah Oromia Ethiopia yang diidentifikasi dengan nama Hamdiya berusaha melintasi perbatasan Yaman-Arab Saudi dalam kelompok yang terdiri dari sekitar 60 orang.

Kengerian terungkap setelah mereka menyeberang ke wilayah Arab Saudi dan diserang oleh penjaga perbatasan, kata Hamdiya kepada HRW. “Saya melihat orang terbunuh dengan cara yang tidak pernah saya bayangkan,” kata Hamdiya. "Saya melihat 30 orang terbunuh di tempat," tambahnya, dilansir France 24. 

Dalam upaya untuk menghindari tembakan berulang kali, remaja Ethiopia itu merangkak di bawah batu dan tertidur. “Saya bisa merasakan orang-orang tidur di sekitar saya. Saya menyadari apa yang saya pikir adalah orang-orang yang tidur di sekitar saya sebenarnya adalah mayat. Saya bangun dan saya sendirian,” katanya.

3. Puluhan ribu orang menyeberang ke Yaman setiap tahunnya dan menuju Arab Saudi

Penjaga Perbatasan Arab Saudi Dilaporkan Membunuh Ratusan MigranIlustrasi Kapal Feri (Kapal Penyeberangan) (IDN Times/Sukma Shakti)

Ada juga Zahra yang saat ini berada di Yaman yang menceritakan perjalanannya yang mengerikan. Perjalanannya telah menelan biaya sekitar 2.500 dolar AS atau 38 juta rupiah. 

Uang itu merupakan dana tebusan dan suap yang diberikan kepada oknum petugas negara-negara yang dilewati. Sayangnya, nasib Zahra berakhir dengan hujan peluru di perbatasan Arab Saudi.

Menurut Organisasi Migrasi Internasional PBB, puluhan ribu orang setiap tahunnya melakukan perjalanan berbahaya dengan menyeberang melalui laut dari Afrika ke Yaman. Kebanyakan dari mereka kemudian melakukan perjalanan ke Arab Saudi.

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya