Ukraina Sebut Rusia Penggal Kepala Musuh, Lebih Parah dari ISIS
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, telah meminta para pemimpin dunia untuk bereaksi setelah sebuah video muncul secara daring yang diduga menunjukkan tentara Rusia memenggal seorang tawanan Ukraina dengan pisau. Belum ada pihak yang bisa memverifikasi secara independen keaslian video tersebut.
Video itu memperlihatkan seorang pria berseragam memenggal kepala seorang pria yang mengenakan pita lengan kuning yang biasa digunakan oleh tentara Ukraina. Terdapat indikasi bahwa korban mungkin masih hidup saat pemenggalan dimulai.
Baca Juga: Zelenskyy Kecam Serangan Rusia di Minggu Palem Ortodoks
1. Presiden Ukraina Zelenskyy sebut Ukraina tidak akan memaafkan pembunuh
Rusia sempat buka suara terkait video pemenggalan yang beredar di dunia maya. Kremlin menggambarkan video itu "mengerikan" dan mengatakan keasliannya perlu diperiksa.
Moskow sebelumnya membantah bahwa pasukannya telah melakukan kekejaman selama konflik. Di sisi lain, Presiden Ukraina Zelenskyy mengecam tindakan pasukan Rusia tersebut.
“Ada sesuatu yang tidak dapat diabaikan oleh siapa pun di dunia: betapa mudahnya binatang buas ini membunuh,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dilansir Al Jazeera.
“Kami tidak akan melupakan apapun. Kami juga tidak akan memaafkan para pembunuh. Akan ada tanggung jawab hukum untuk semuanya. Kekalahan Rusia merupakan keharusan,” tambahnya.
Baca Juga: Ukraina Cari Dukungan Bantuan Medis dari India
2. Menlu Ukraina sebut Rusia lebih buruk daripada ISIS
Editor’s picks
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmitro Kuleba, juga buka suara terkait insiden ini. Dmitro mengatakan: "Sebuah video mengerikan dari pasukan Rusia memenggal tawanan perang Ukraina beredar online."
"Teroris Rusia harus diusir dari Ukraina dan PBB meminta pertanggungjawaban atas kejahatan mereka," tambah Dmitro, dilansir ABC News. "Tidak masuk akal bahwa Rusia, yang lebih buruk dari ISIS, memimpin Dewan Keamanan PBB," katanya.
Kementerian luar negeri Ukraina meminta Pengadilan Kriminal Internasional untuk "segera menyelidiki kekejaman militer Rusia lainnya". Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi target dari Pengadilan Kriminal Internasional terkait perintahnya menginvasi Ukraina.
Baca Juga: Parlemen Ukraina Akhiri Perjanjian Perbatasan dengan Rusia
3. Uni Eropa juga buka suara terkait kejahatan Rusia
Uni Eropa juga berjanji untuk meminta pertanggungjawaban penjahat perang. “Kami tidak memiliki informasi lebih lanjut tentang kebenaran video tersebut. Karena itu, jika dikonfirmasi, ini adalah pengingat brutal lainnya tentang sifat tidak manusiawi dari agresi Rusia,” kata juru bicara Uni Eropa Nabila Massrali.
“Uni Eropa menegaskan kembali komitmen tegasnya untuk meminta pertanggungjawaban semua pelaku dan kaki tangan kejahatan perang yang dilakukan sehubungan dengan perang Rusia,” katanya, dilansir Al Jazeera.
Rekaman itu muncul beberapa hari setelah video terpisah muncul di saluran media sosial pro-Rusia yang memperlihatkan mayat dua tentara Ukraina yang dipenggal tergeletak di samping kendaraan militer yang hancur.
Diyakini rekaman tersebuttelah difilmkan oleh anggota Group Wagner, sebuah organisasi tentara bayaran Rusia. Tentara Ukraina yang meninggal tampaknya telah dipotong tangannya.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.