Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bangunan runtuh (unsplash.com/Nadiia Ganzhyi)
ilustrasi bangunan runtuh (unsplash.com/Nadiia Ganzhyi)

Intinya sih...

  • Tim penyelamat kesulitan mendatangkan alat berat karena lokasi jalan yang sempit.

  • Delapan orang masih terjebak di bawah reruntuhan, warga mengatakan lokasi bangunan sulit dijangkau.

  • Pemberitahuan penggusuran telah dikirimkan kepada para penghuni selama tiga tahun terakhir, namun banyak yang tidak menganggap serius.

Jakarta, IDN Times - Sebuah bangunan lima lantai runtuh di kota Karachi, Pakistan, pada Jumat (4/7/2025). Hingga Sabtu (5/7/2025) malam, tim penyelamat telah menemukan 21 jenazah. Operasi penyelamatan masih terus berlangsung.

Dilansir dari ABC, warga melaporkan mendengar suara retakan sesaat sebelum apartemen di kawasan Lyari itu runtuh sekitar pukul 10 pagi. Pejabat senior kepolisian, Arif Aziz, menyebutkan bahwa sekitar 100 orang diperkirakan tinggal di apartemen tersebut.

Shankar Kamho, salah satu penghuni gedung yang sedang berada di luar saat kejadian, mengatakan bahwa ia mendapat telepon dari istrinya yang memberitahunya bahwa gedung itu retak. Pria berusia 30 tahun itu kemudian menyuruh istrinya untuk segera keluar.

"Dia pergi untuk memperingatkan para tetangga, tapi seorang perempuan mengatakan kepadanya 'gedung ini akan berdiri setidaknya 10 tahun lagi.' Namun, istri saya membawa putri kami dan pergi. Sekitar 20 menit kemudian, bangunan itu runtuh," ujar Kamho.

1. Tim penyelamat kesulitan mendatangkan alat berat karena lokasi jalan yang sempit

Pada Sabtu pagi, sedikitnya delapan orang dilaporkan masih terjebak di bawah reruntuhan. Warga mengatakan bahwa lokasi bangunan yang berada di jalan sempit menyulitkan tim penyelamat untuk mendatangkan alat berat tambahan. Sebuah video menunjukkan petugas memindahkan puing-puing dan mengevakuasi bangunan di dekatnya sebagai tindakan pencegahan.

Jumho Maheshwari mengungkapkan bahwa seluruh anggota keluarganya yang berjumlah enam orang berada di apartemen mereka di lantai satu saat kejadian. Pria berusia berusia 70 tahun itu telah berangkat kerja pada pagi hari.

“Tak ada yang tersisa untuk saya sekarang. Keluarga saya semua terjebak, dan yang bisa saya lakukan hanyalah berdoa agar mereka selamat,” katanya pada Jumat.

2. Penghuni gedung telah lama diimbau untuk tinggalkan gedung

Pejabat tinggi pemerintahan distrik, Javed Nabi Khoso, mengatakan bahwa bangunan tersebut telah dinyatakan tidak aman dan pemberitahuan penggusuran telah dikirimkan kepada para penghuni selama tiga tahun terakhir.

"Kami tidak ingin memaksakan perintah kami dengan kekerasan. Kami bekerja secara bertahap dan mengirimkan pemberitahuan kepada mereka untuk meninggalkan gedung. Mereka tidak menganggap serius pemberitahuan tersebut," ujar Khoso pada Sabtu, dikutip dari ABC News. Ia menambahkan bahwa lebih dari 50 bangunan di distrik tersebut dinyatakan tidak aman, dengan enam di antaranya telah dievakuasi sejak kemarin.

Namun Imran Khaskheli, pemilik gedung yang runtuh, membantah pernah menerima pemberitahuan apa pun dari pihak berwenang.

“Apakah menurut Anda kami sudah tidak waras untuk tinggal di gedung yang tidak aman bersama keluarga kami?” katanya.

3. Standar konstruksi bangunan di Pakistan kerap diabakan

Dilansir dari Al Jazeera, insiden runtuhnya bangunan sering terjadi di Pakistan, di mana standar konstruksi seringkali tidak ditegakkan dengan baik. Banyak bangunan dibangun dengan material berkualitas rendah, dan peraturan keselamatan kerap diabaikan demi menekan biaya.

Karachi, yang berpenduduk lebih dari 20 juta jiwa, terkenal dengan buruk dalam hal konstruksi, perluasan bangunan ilegal, infrastruktur yang menua, kepadatan penduduk, dan lemahnya penegakan peraturan bangunan. Pada Juni 2020, sedikitnya 22 orang tewas setelah sebuah gedung apartemen di Karachi runtuh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team