Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Armenia (twitter.com/MFAofArmenia)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, pada Rabu (23/11/2022), melayangkan protesnya kepada aliansi militer CSTO (Collective Security Treaty Organization). Ini disebabkan keengganan aliansi militer pimpinan Rusia tersebut dalam membantu Armenia melawan Azerbaijan.  

Pekan ini, Prancis dan Armenia kembali mengadakan pertemuan dalam KTT La Francophonie di Tunisia. Namun, pertemuan itu menimbulkan reaksi negatif dari Azerbaijan yang menganggap anggota La Francophonie terus menyudutkannya dan memihak pada Armenia.  

1. Pashinyan sesalkan keengganan CSTO mengirim pasukan ke Armenia

PM Pashinyan menyayangkan penolakan CSTO dalam mengirimkan pasukan melawan agresi Azerbaijan. Dia juga menyinggung soal keseriusan negaranya mengirimkan pasukan ke Kazakhstan di tengah demonstrasi besar pada Januari lalu. 

"Armenia mengakhiri kursi kepemimpinan CSTO. Meskipun ini adalah peringatan ulang tahun bagi CSTO, tapi bagi Armenia ini bukanlah ulang tahun sama sekali. Dalam dua tahun terakhir, anggota CSTO diserang oleh Azerbaijan sebanyak tiga kali. Sampai sekarang kami tidak menerima sama sekali reaksi dari CSTO di tengah agresi Azerbaijan yang memukul keras citra CSTO," paparnya. 

Pashinyan menambahkan, puluhan kilometer lahan yang bukan miliknya sudah diambil oleh Azerbaijan di tengah konflik militer antara kedua negara pada 2021.

2. KTT CSTO dihadiri semua kepala negara anggota

Acara KTT CSTO di Yerevan dihadiri oleh seluruh kepala negara anggotanya, termasuk Presiden Rusia, Vladimir Putin. Semua kepala negara yang hadir bertemu langsung dengan PM Pashinyan di ibu kota Armenia. 

"Ini sudah jelas bagi kita bahwa kerja sama di dalam CSTO telah memberikan hasil nyata dan membantu dalam mempertahankan kepentingan nasional, kedaulatan, dan kemerdekaan dari negara-negara kami," ungkap Putin, dilansir dari The Moscow Times.

Dilaporkan Eurasianet, Putin dan Presiden Belarus, Alexander Lukashenko menjadi pemimpin paling tidak populer di Armenia. Pasalnya, Lukashenko dianggap cenderung pro-Azerbaijan dan memaksa Armenia menandatangani perjanjian perdamaian. 

Bahkan, sebelum penyelenggaraan KTT CSTO, Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, menyatakan negaranya lebih berteman dengan CSTO dibanding Armenia. Sedangkan anggota CSTO lainnya, seperti Kazakhstan, Tajikistan, Kyrgyzstan menunjukkan netralitasnya dalam konflik Armenia-Azerbaijan.

3. Ratusan warga Armenia dan Rusia tolak kehadiran Putin di Yerevan

Pada acara KTT CSTO di Yerevan, ratusan warga Armenia dan Rusia yang menolak peperangan melakukan demonstrasi. Mereka membawa spanduk yang bertuliskan "Putin adalah pembunuh" dan "setop perang". 

Dilaporkan The Moscow Times, salah satu warga Rusia penolak perang yang melarikan diri ke Armenia mengatakan bahwa tidak semua warga Rusia mendukung perang.  

Sedangkan, seorang warga Armenia menyalahkan Moskow atas kegagalannya dalam mendampingi Yerevan mengatasi konfik dengan Azerbaijan. 

"Rusia berjanji melindungi kami, tapi mereka justru melakukan hal sebaliknya. Kami tidak menentang warga Rusia, tapi kami tidak mau menjadi budak Kremlin. Kami ingin Armenia menjadi negara bebas dan demokratik," tegasnya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team