Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret percobaan kudeta militer di Bolivia (x.com/comunicacionbo)
potret percobaan kudeta militer di Bolivia (x.com/comunicacionbo)

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Pemerintah Amerika Serikat (AS), Karine Jean-Pierre, pada Kamis (4/7/2024), mengungkapkan bahwa negaranya tidak ikut campur dalam kudeta militer di Bolivia. Ia menyatakan Washington ikut mengecam penerjunan militer untuk menggulingkan pemerintahan Bolivia. 

"Kami melihat adanya kesalahan dugaan dan kami ingin memastikan bahwa jelas tidak ada sangkut-paut AS dalam peristiwa percobaan kudeta di Bolivia pekan lalu," ungkap Jean-Pierre, dikutip Reuters.

Dalam sepakan terakhir, peristiwa percobaan kudeta militer di Bolivia menimbulkan sejumlah spekulasi dan pertanyaan. Sejumlah pihak menduga bahwa kudeta itu palsu dan memang sengaja digerakkan oleh Presiden Bolivia Luis Arce untuk meningkatkan popularitasnya.

1. Bolivia ingatkan ancaman kudeta militer di kawasan Amerika Latin

Mendagri Bolivia, Eduardo del Castillo saat berkunjung ke Santa Cruz. (twitter.com/EDelCastilloDC)

Menteri Dalam Negeri Bolivia, Eduardo del Castillo, mengutarakan bahwa peristiwa percobaan kudeta militer di negaranya mengingatkan peristiwa Plan Condor yang didukung oleh AS di Amerika Latin pada 1970-1980an. 

"Kami memastikan bahwa percobaan kudeta militer ini bukanlah upaya kudeta pemerintahan kami sendiri. Kami sudah memecat Panglima MIliter Juan Jose Zuniga yang memimpin kudeta tersebut," terang del Castillo, dikutip EFE

"Apa yang terjadi pada Rabu pekan lalu sangatlah riskan bagi seluruh kawasan dan tidak hanya bagi negara kami karena ada sebuah personel militer yang berniat melarikan diri dan melanggar peran konstitusionalnya dan mengambil aksi politik hingga mengancam demokrasi negara kami," sambungnya. 

Ia menambahkan, masalah ini bukan hanya mengenai urusan internal Bolivia, tetapi juga masalah isu geopolitik di seluruh negara. Setiap negara terancam jadi korban kudeta untuk mengeliminasi demokrasi dan merenggut sumber daya alam di Amerika Latin. 

2. Zuniga disebut sudah menyiapkan pidato usai kudeta

Jaksa Agung Bolivia, Cesar Siles mengatakan bahwa Zuniga yang memimpin kudeta militer pekan lalu sudah memegang kertas berisi pidato kepresidenannya. Ia pun diduga sudah menentukan menteri dalam kabinet pemerintahannya. 

"Dalam percobaan kudeta militer, Jenderal Zuniga sudah merumuskan pidatonya sebagai presiden sementara di Bolivia. Ia pun sudah menentukan siapa saja nama yang ditunjuk untuk menjadi menteri dalam kabinetnya," tutur Siles. 

Kejaksaan mengindikasikan sejumlah petinggi militer yang ditangkap atas peristiwa ini mengungkapkan bahwa Zuniga memanggilnya untuk bersama-sama melakukan kudeta militer di Bolivia. 

Sejauh ini, sudah ada 22 orang petinggi militer yang dipersekusi dalam insiden percobaan kudeta di Bolivia. Sebanyak 21 di antaranya sudah hadir dalam persidangan dan hasil investigasi pada tahap awal sudah ditetapkan. 

3. Pemimpin regu sniper di Bolivia diduga terlibat kudeta militer

Pada saat yang sama, del Castillo mengatakan bahwa pemimpin regu sniper atau penembak jitu Bolivia, Vladimir Lupa Salamanca terlibat dalam percobaan kudeta militer pekan lalu. Ia diduga berperan dalam mengatur aliran logistik militer ke Plaza Murillo. 

"Sayangnya, Lupa terlibat dalam memobilisasi personel militer untuk merenggut demokrasi di negara kita. Ia berusaha mengambil dokumentasi di dalam sebuah instalasi militer," ungkap del Castillo, dikutip Telesur.

Ia memastikan dari hasil dokumentasi intelijen kepolisian yang menunjukkan, Lupa sempat pergi menggunakan pesawat militer dari Cochabamba ke La Paz. Ia bersama dengan lima tentara lain dan bersenjata lengkap yang digunakan dalam kudeta militer. 

Sebagai informasi, Lupa bertugas dalam regu pasukan khsusu F10 dari unit Cotapachi di kawasan tengah Cochabamba. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorBrahm