Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perbatasan Gaza
ilustrasi perbatasan Gaza. (unsplash.com/Emad El Byed)

Intinya sih...

  • Biaya pembangunan pangkalan diperkirakan capai Rp8,3 triliun.

  • Laporan mengenai rencana pembangunan pangkalan militer ini mulanya beredar di sejumlah media Israel, termasuk Ynet, Shomrim, dan Yedioth Ahronoth.

  • Pentagon sebut pangkalan militer untuk pasukan internasional

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times- Media Israel melaporkan bahwa Amerika Serikat (AS) berencana membangun pangkalan militer di dekat perbatasan Gaza. Laporan pembangunan pangkalan militer ini muncul di tengah upaya Washington untuk mendirikan Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF) di Gaza pascaperang.

Pangkalan tersebut akan menjadi fasilitas skala besar AS pertama yang berdiri di wilayah Israel. Namun, seorang pejabat Pentagon membantah detail laporan tersebut.

1. Biaya pembangunan pangkalan diperkirakan capai Rp8,3 triliun

Laporan mengenai rencana pembangunan pangkalan militer ini mulanya beredar di sejumlah media Israel, termasuk Ynet, Shomrim, dan Yedioth Ahronoth. Media-media ini menyebut bahwa AS sedang menyiapkan pangkalan besar yang sanggup menampung beberapa ribu personel di dekat perbatasan Gaza.

Pangkalan ini berfungsi untuk mengawasi implementasi perjanjian gencatan senjata di wilayah Palestina tersebut. Menurut Yedioth Ahronoth, proyek ini akan menandai peningkatan signifikan aktivitas AS di Israel.

Meski lokasi pastinya belum ditentukan, survei terhadap kemungkinan lokasi sedang berlangsung di area pinggiran Gaza. Biaya pembangunan fasilitas ini diperkirakan mencapai 500 juta dolar AS (sekitar Rp8,3 triliun).

“Pendirian pangkalan Amerika di tanah Israel menunjukkan tekad Washington untuk terlibat di Gaza dan konflik Israel-Palestina yang lebih luas,” tutur seorang pejabat Israel, dilansir Anadolu Agency.

2. Pentagon sebut pangkalan untuk pasukan internasional

Menanggapi laporan yang beredar, pejabat senior Pentagon memberikan klarifikasi tentang peran AS. Pejabat tersebut membantah laporan media Israel itu dan menyebutnya tidak akurat.

AS menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mengerahkan pasukan di Gaza. Washington juga membantah adanya rencana untuk membangun pangkalan yang menampung ribuan tentara AS.

Pejabat Pentagon, yang berbicara secara anonim, menjelaskan bahwa memang ada rencana pangkalan yang dipertimbangkan. Namun, pangkalan itu dimaksudkan untuk menampung Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF).

“Yang jelas, tidak ada pasukan AS yang akan dikerahkan ke Gaza. Setiap laporan yang menyatakan sebaliknya adalah salah,” kata pejabat senior Pentagon, dilansir TRT World.

3. Pasukan internasional ditugaskan untuk mengamankan perbatasan

ilustrasi bendera Palestina. (unsplash.com/Moslem Danesh)

Pembentukan ISF merupakan bagian dari Rencana Perdamaian Gaza yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump. ISF rencananya akan dibentuk dari negara-negara sukarelawan dan bertujuan membantu menstabilkan Gaza di tengah penarikan bertahap Israel.

Pasukan multinasional ini ditugaskan untuk melatih dan mendukung polisi Palestina yang telah diperiksa di Jalur Gaza, dengan dukungan dari Mesir dan Yordania. Selain itu, mereka akan bertugas mengamankan area perbatasan dan mencegah penyelundupan senjata kepada Hamas. Sementara, pangkalan baru tersebut akan membantu AS mengambil kendali langsung dan mengurangi ketergantungan pada Israel.

Saat ini, sudah ada sekitar 200 personel militer AS yang ditempatkan di Pusat Koordinasi Sipil-Militer (CMCC) di Kiryat Gat, selatan Israel. Menurut pejabat Israel, CMCC yang dipimpin AS ini juga akan mengambil kendali penuh atas distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza, menggantikan mekanisme COGAT Israel.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team