Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
k_karger from Unsplash
k_karger from Unsplash

Intinya sih...

  • Posisi Gedung Putih adalah mencegah Iran memiliki senjata nuklir, dengan fokus pada pembongkaran program nuklir Iran.
  • Tujuan akhir Presiden Donald Trump adalah memastikan Iran tidak akan pernah memperoleh senjata nuklir, tanpa adanya persenjataan kemampuan nuklir.
  • Setiap kesepakatan akan memerlukan langkah-langkah verifikasi yang substansial untuk memastikan Iran tidak sedang mengembangkan bom nuklir.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Utusan khusus AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff mengatakan bahwa posisi Gedung Putih adalah mencegah Iran menggunakan persenjataan nuklir, demikian dilaporkan The Wall Street Journal pada Jumat (11/4/2025).

"Saya pikir posisi kami dimulai dengan pembongkaran program Anda. Itulah posisi kami hari ini," kata Witkoff, yang akan memimpin perundingan dengan Iran pada Sabtu di Oman untuk AS, kepada The Wall Street Journal dilansir ANTARA.

"Itu tidak berarti bahwa pada akhirnya kita tidak akan menemukan cara lain untuk mencapai kompromi antara kedua negara," kata Witkoff.

1. Tujuan akhir Trump, memastikan Iran tidak pernah punya senjata nuklir

Presiden AS terpilih Donald Trump (Gage Skidmore, CC BY-SA 2.0 , via Wikimedia Commons)

Pernyataannya muncul setelah Gedung Putih mengatakan bahwa tujuan akhir Presiden Donald Trump adalah untuk memastikan bahwa Iran tidak akan pernah memperoleh senjata nuklir.

"Di mana batas merah kami berada, tidak boleh ada persenjataan kemampuan nuklir Anda," kata Witkoff.

2. Jika Teheran menolak, Trump akan tentukan langkah

Ibukota Iran, Teheran (unsplash.com/hosein-charbaghi)

Menurut laporan media itu, Witkoff mengatakan dia akan membawa masalah tersebut ke Trump untuk menentukan bagaimana melanjutkan perundingan jika Teheran menolak untuk menghapus program nuklirnya.

"Pertemuan awal adalah tentang membangun kepercayaan. Ini tentang membicarakan mengapa sangat penting bagi kita untuk mencapai kesepakatan, bukan tentang ketentuan pasti kesepakatan tersebut," ujarnya.

3. Perlu langkah verifikasi

ilustrasi bendera Iran (unsplash.com/sina_drakhshani)

Menurut The Wall Street Journal, setiap kesepakatan akan memerlukan langkah-langkah verifikasi yang substansial untuk memastikan Iran tidak sedang mengembangkan bom.

Iran dan negara-negara besar menandatangani perjanjian nuklir pada 2015 untuk mengekang aktivitas nuklir Teheran dengan imbalan keringanan sanksi. Namun, Trump menarik diri dari kesepakatan tersebut pada 2018.

Trump mengatakan Iran tidak boleh diizinkan memiliki senjata nuklir dan telah memperingatkan akan melakukan tindakan militer jika perundingan tidak berhasil. Sementara itu, Iran berpendapat bahwa program nuklirnya hanya untuk keperluan energi sipil.

Editorial Team