Iran Bakal Aktifkan Senjata Nuklir Jika AS dan Sekutu Menyerang

- Iran akan membalas jika diserang oleh AS atau sekutunya, termasuk dengan senjata nuklir.
- Pemimpin Iran menegaskan bahwa mereka akan menggunakan senjata nuklir jika tidak ada pilihan lain.
- Trump mengancam pengeboman ke Iran jika tidak menyetujui kesepakatan nuklir, tetapi belum jelas apakah itu akan dilakukan secara langsung oleh AS atau melalui sekutunya.
Jakarta, IDN Times - Iran harus memiliki senjata nuklir jika diserang Amerika Serikat (AS) atau sekutunya. Ini menjadi peringatan bagi AS menyusul ancaman dari Presiden Donald Trump terhadap Teheran.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei berjanji akan membalas jika Trump melakukan ancaman untuk mengebom negara Islam tersebut. Trump mengancam hal itu jika Iran tidak membuat kesepakatan untuk mengekang program nuklirnya.
"Kami tidak bergerak ke arah senjata (nuklir), namun jika Anda melakukan sesuatu yang salah dalam masalah nuklir Iran, Anda akan memaksa Iran untuk bergerak ke arah tersebut karena kami harus mempertahankan diri," ujar penasihat Iran, Khamenei Ali Larijani, dilansir dari France24, Selasa (1/4/2025).
1. Iran tak punya pilihan

Larijani mengatakan, mereka akan memakai nuklir jika tidak punya pilihan lain.
"Jika suatu saat Anda (AS) bergerak ke arah pengeboman atau melalui Israel, maka Anda memaksa Iran membuat keputusan yang berbeda," kata Larijani.
Sebelumnya, Trump mengatakan akan melakukan pengeboman ke Iran jika tidak menyetujui kesepakatan nuklir. Ia juga mengancam akan menghukum Teheran dengan 'tarif sekunder'.
Meskipun komentar Trump semakin tajam, tidak jelas apakah ia mengancam akan melakukan pengeboman AS atau operasi yang dikoordinasikan dengan negara lain, mungkin musuh bebuyutan Iran, Israel.
2. Iran tegas ingin membalas jika diserang AS dan sekutu

Iran menegaskan serius untuk melakukan serangan balasan jika terlebih dulu diserang AS dan sekutunya. Khamenei menegaskannya dalam pidato pada hari raya Idul Fitri.
"Jika itu dilakukan, mereka pasti akan menerima serangan balik yang kuat," ucap dia.
Pesan tersebut juga dikirim ke Dewan Keamanan PBB dalam sebuah surat oleh duta besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani. Dubes Iran itu mengutuk provokasi yang memicu perang.
"Iran akan menanggapi dengan cepat dan tegas setiap tindakan agresi atau serangan oleh Amerika Serikat atau proksinya, rezim Israel," beber Iravani.
3. Trump kembali tekan Iran soal kesepakatan nuklir

Sejak menjabat pada Januari, Trump telah memberlakukan kembali kebijakan tekanan maksimum kepada Iran. Pada masa jabatan pertamanya, Trump membuat Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian penting tentang program nuklir Iran dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran.
Iran mengatakan tidak akan bernegosiasi di bawah 'intimidasi' saat Trump meningkatkan tekanan pada program nuklir.
Negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat telah lama menuduh Iran mengejar senjata nuklir, yang dibantah Teheran, dengan bersikeras bahwa kegiatan pengayaannya semata-mata untuk tujuan damai. Kesepakatan nuklir 2015 antara Teheran dan negara-negara besar dunia mengharuskan Iran untuk membatasi pemrosesan nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi.