Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menghadapi tekanan baru setelah ada laporan seorang komandan Angkatan Laut memerintahkan serangan kedua terhadap kapal yang dituduh sebagai kapal narkoba asal Venezuela. Gedung Putih mengonfirmasi serangan tambahan itu benar terjadi, namun menegaskan tindakan tersebut sesuai hukum.
Laporan investigasi menyebut serangan kedua dilakukan setelah dua orang selamat dari ledakan pertama dan terlihat masih hidup di kapal yang terbakar. Meski demikian, Gedung Putih menolak memastikan apakah serangan lanjutan itu benar ditujukan untuk membunuh para penyintas.
Publikasi ini memicu kekhawatiran baru mengenai legalitas operasi militer AS di Karibia, yang telah menewaskan lebih dari 80 orang sejak September. Sejumlah anggota parlemen AS dari Partai Republik dan Demokrat meminta investigasi penuh atas keputusan yang disebut tidak lazim dan berpotensi melanggar hukum perang.
Pernyataan lebih lanjut dari Pentagon dan Gedung Putih tidak meredakan kritik. Serangan ini menambah ketegangan antara AS dan Venezuela, terutama setelah Presiden Donald Trump kembali menyatakan kemungkinan mengerahkan pasukan darat ke negara tersebut.
