Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Blokir Wilayah Udara Venezuela

ilustrasi sayap pesawat terbang
ilustrasi sayap pesawat terbang (pexels.com/Pixabay)
Intinya sih...
  • Larangan terbang FAA memicu penghentian rute maskapai
  • Penguatan operasi militer AS di Karibia
  • Tuduhan Washington terhadap Maduro memperuncing konflik
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Sabtu (29/11/2025) memerintahkan penutupan penuh ruang udara di atas dan sekitar Venezuela, sebuah langkah yang langsung memicu ketegangan baru dengan Presiden Venezuela, Nicolás Maduro. Perintah itu dikeluarkan setelah Gedung Putih menilai Maduro terhubung dengan jaringan narco-teroris yang diduga menyelundupkan narkoba ke AS.

“Kepada semua Maskapai Penerbangan, Pilot, Pengedar Narkoba, dan Pengedar Manusia, harap anggap WILAYAH UDARA DI ATAS DAN DI SEKITAR VENEZUELA DITUTUP SEPENUHNYA,” tulis Trump di Truth Social, dikutip dari The Guardian.

Langkah terbaru dari Washington ini melampaui peringatan yang sebelumnya dikeluarkan Badan Penerbangan Sipil Federal AS (FAA). Pemerintah AS kini menggolongkan langit Venezuela sebagai ancaman keamanan aktif dan bukan sekadar area berisiko tinggi.

1. Larangan terbang FAA memicu penghentian rute maskapai

ilustrasi pesawat terbang (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi pesawat terbang (pexels.com/Pixabay)

Sejak pekan lalu, FAA telah mengeluarkan larangan terbang karena situasi keamanan Venezuela terus memburuk, disertai peningkatan aktivitas militer serta risiko gangguan sinyal GPS. Imbas dari aturan itu, enam maskapai besar dunia segera menghentikan seluruh penerbangan menuju negara tersebut.

Sebagai respons, pemerintah Venezuela mencabut izin operasi keenam maskapai yang ikut menghentikan layanan penerbangan. Caracas juga menuduh mereka terlibat dalam aksi terorisme negara yang menurut pemerintah setempat dipromosikan oleh AS.

2. Penguatan operasi militer AS di Karibia

ilustrasi militer (pexels.com/Somchai Komkamsri)
ilustrasi militer (pexels.com/Somchai Komkamsri)

Bersama Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Trump terus memperluas tekanan lewat pengerahan kapal induk dan pasukan dalam jumlah besar di kawasan Karibia. Sejak September, sedikitnya 21 serangan mematikan telah diarahkan ke kapal pengedar narkoba dan menyebabkan puluhan korban jiwa. Deretan serangan itu menuai kecaman luas, termasuk dari Komisaris Tinggi HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyebut tindakan tersebut tak dapat diterima.

Trump kemudian membuka kemungkinan bahwa operasi darat akan menjadi langkah berikutnya, sebuah ancaman yang ia sampaikan dalam pernyataan di Gedung Putih.

“Dan kami akan mulai menghentikan mereka melalui darat juga. Darat lebih mudah. Tapi itu akan segera dimulai. Kami memperingatkan mereka. Berhentilah mengirim racun ke negara kami,” tambahnya, dikutip dari Politico.

3. Tuduhan Washington terhadap Maduro memperuncing konflik

Bendera Venezuela (pexels.com/Altamart)
Bendera Venezuela (pexels.com/Altamart)

Washington secara terang-terangan menyebut Maduro sebagai dalang jaringan narkoba dan menempatkannya sebagai target yang harus ditangkap. Sejak Agustus, pemerintah AS menawarkan hadiah 50 juta dolar AS (setara Rp831 miliar) bagi siapa pun yang berhasil menangkapnya, sementara kelompok Cartel de los Soles yang dikaitkan dengan Maduro telah ditetapkan sebagai organisasi teroris.

Dilansir dari Al Jazeera, para pengamat melihat rangkaian kebijakan tersebut sebagai manuver besar yang berpotensi mengguncang posisi Maduro. Eks Duta Besar AS untuk Venezuela, Charles Shapiro, menyatakan bahwa pengumuman terbaru dari Washington semakin menekan Maduro agar pergi meninggalkan negara. Sementara itu, peneliti Francisco Rodriguez mengingatkan bahwa blokade udara berisiko menghentikan pasokan obat-obatan dan barang esensial, serta menghambat hak bepergian warga Venezuela bahkan untuk kebutuhan medis darurat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Kemenhut Sebut Kayu Terbawa Arus Banjir Sumut Hasil Pembalakan Liar

01 Des 2025, 08:00 WIBNews