AS Tetapkan Dalang Tragedi Pahalgam sebagai Teroris

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) menetapkan The Resistance Front (TRF) sebagai Organisasi Teroris Asing (FTO). Keputusan yang diumumkan pada Kamis (17/7/2025) ini merupakan buntut dari serangan teror di Pahalgam, Jammu dan Kashmir, India, pada April lalu.
Pemerintah AS menyebut TRF sebagai cabang dari kelompok militan Lashkar-e-Taiba (LeT) yang berbasis di Pakistan. Tragedi Pahalgam sendiri tercatat sebagai serangan terhadap warga sipil paling mematikan di India sejak teror Mumbai pada 2008, dilansir India Today.
1. Konsekuensi label teroris bagi TRF
TRF dan semua kelompok afiliasinya kini juga masuk dalam daftar Teroris Global yang Ditunjuk Secara Khusus (SDGT). Landasan hukum penetapan ini adalah Undang-Undang Imigrasi dan Kebangsaan serta Perintah Eksekutif 13224 milik AS.
"Langkah Kementerian Luar Negeri ini membuktikan komitmen Pemerintahan Trump untuk melindungi keamanan nasional kami, melawan terorisme, dan menegakkan seruan Presiden Trump agar ditegakkannya keadilan bagi korban serangan Pahalgam," kata Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dikutip dari Al Jazeera.
Akibat penetapan ini, warga AS dilarang memberikan dukungan atau melakukan transaksi apa pun dengan kelompok tersebut. Kementerian Luar Negeri AS menyatakan status FTO adalah alat penting untuk memerangi terorisme. Label ini diharapkan dapat memutus aliran keuangan dan menekan kelompok-kelompok terkait agar menghentikan aksinya.
2. India sambut keputusan AS
Pemerintah India menyambut baik keputusan AS dan menuduh TRF telah terlibat dalam banyak aksi teror di kawasan tersebut. India juga menyatakan komitmennya untuk terus bekerja sama dengan mitra internasional dalam meminta pertanggungjawaban organisasi teroris.
"Saya mengapresiasi Menlu Rubio dan Kementerian Luar Negeri AS karena menetapkan TRF, proksi Lashkar-e-Taiba, sebagai FTO dan SDGT. Kelompok inilah yang mengaku bertanggung jawab atas serangan Pahalgam 22 April, tidak ada toleransi untuk terorisme," ujar Menteri Luar Negeri India, S. Jaishankar, dilansir The Indian Express.
Keputusan AS ini dianggap sebagai hadiah bagi India. Sebelumnya, New Delhi telah gagal memasukkan TRF ke dalam daftar sanksi Dewan Keamanan PBB.
3. Latar belakang serangan Pahalgam oleh TRF

Serangan di Pahalgam terjadi pada 22 April 2025, saat sejumlah pria bersenjata menembaki kerumunan warga sipil. TRF sempat mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu melalui media sosial, namun menarik kembali klaim tersebut beberapa hari kemudian.
Militer India membalas serangan tersebut dengan melancarkan "Operasi Sindoor" pada 7 Mei 2025. Operasi itu menargetkan berbagai kamp pelatihan dan infrastruktur yang diduga milik kelompok militan tersebut di Pakistan.
Ketegangan militer antara kedua negara akhirnya mereda setelah gencatan senjata disepakati pada 10 Mei 2025. Perjanjian itu tercapai usai Direktur Jenderal Operasi Militer Pakistan menghubungi India untuk meminta penghentian permusuhan.
Intelijen India mengklaim, TRF sengaja dibentuk pada 2019 sebagai kelompok samaran untuk LeT. Tujuannya adalah untuk melancarkan serangan di Kashmir tanpa membuat LeT terkena pengawasan keuangan dari Satuan Tugas Aksi Keuangan India (FATF), dilansir Hindustan Times.