Lobster. (Unsplash.com/Monika Borys)
Clint Moss, nelayan lobster dari Lancelin, lega mendengar pelanggan terbesar industri itu kembali membeli dalam beberapa bulan ke depan.
"Jika para petinggi sudah berkumpul dan menandatangani kesepakatan, saya sangat senang. Kita bisa mulai membangun rencana bisnis dan masa depan untuk keluarga kita dan nelayan lainnya," ujarnya, dikutip dari ABC News.
Dia menyampaikan, Tahun Baru Imlek selalu menjadi hal penting bagi industri karena nelayan memiliki tangkapan yang sangat banyak dan harga yang sangat tinggi. Larangan membuat harga lobster turun dari 73 dolar Australia (Rp771 ribu) menjadi 15 dolar Australia (Rp158 ribu) per kilo.
Andrew Ferguson, direktur pelaksana pengecer dan eksportir lobster perusahaan Ferguson Australia, mengaku menemui banyak tantangan hidup dalam 4 tahun terakhir imbas kebijakan tersebut. Perusahaan mengekspor sekitar 95 persen produk mereka ke China, tapi sejak larangan harus mencari pasar domestik dan internasional lain.
Ferguson tidak akan kembali ke bisnis ini secara membabi buta dan akan melakukan diversifikasi. Namun, menyadari pasar China memiliki permintaan dan harga yang lebih baik.