Ejek Sindrom Tourette, PM Australia Minta Maaf

- Perdana Menteri Australia meminta maaf setelah mengejek anggota oposisi dengan sindrom Tourette.
- Albanese menyampaikan ejekan itu selama sesi tanya jawab di parlemen, segera meminta maaf dan menarik diri.
- Jordan Steele-John, juru bicara disabilitas dari Partai Hijau Australia, mengkritik Albanese karena menggunakan disabilitas sebagai bahan lelucon.
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese, pada Selasa (9/10/2024), meminta maaf setelah mengejek anggota parlemen oposisi dengan mengaitkannya dengan sindrom Tourette. Pernyataan itu segera dikritik para anggota parlemen dari seluruh spektrum politik.
Sindrom Tourette merupakan kelainan neurologis yang melibatkan gerakan-gerakan atau suara yang berulang tanpa dapat dikendalikan. Kondisi tersebut dapat diwariskan secara genetik, yang berarti dapat diturunkan dari orang tua kandung kepada anak-anak mereka.
1. Albanese segera meminta maaf
Albanese menyampaikan ejekan itu selama sesi tanya jawab di parlemen, ketika anggota oposisi berulang kali memotong pembicaraannya. Dia menanyakan anggota itu apa menderita Tourette atau semacamnya karena hanya duduk dan mengoceh terus menerus.
Setelah menyadarai perkataan itu salah, Albanese segera meminta maaf dan menarik diri. Permintaan maaf yang lebih formal kemudian disampaikan ketika ia kembali ke ruang sidang parlemen.
"Saya membuat komentar yang tidak baik dan menyakitkan. Saya tahu itu salah sejak saya berkomentar. Saya minta maaf dan menarik kembali ucapan saya begitu saya mengatakannya, tapi itu seharusnya tidak terjadi dan saya juga ingin meminta maaf kepada semua warga Australia yang menderita disabilitas ini," katanya dikutip dari CNN.
2. Kritikan dari politisi Australia

Jordon Steele-John, juru bicara disabilitas dari Partai Hijau Australia, yang menderita cerebral palsy, mengkritik Albanese karena menggunakan disabilitas sebagai bahan lelucon. Dia mengatakan bahwa disabilitas yang biasa-biasa saja tetaplah disabilitas.
Anne Ruston, menteri bayangan untuk kesehatan dan perawatan lanjut usia, menyampaikan tindakan itu bukanlah hal yang lucu dan menganggap perilaku Albanese benar-benar tercela.
“Warga Australia yang mengidap Tourette berhak mendapatkan rasa hormat dari PM, bukan ejekannya,” tambahnya.
3. Pemimpin komunitas Tourette khawatir ejekan ditiru
Mandy Maysey, ketua Asosiasi Sindrom Tourette Australia mengatakan komentar Albanese menunjukkan perlunya meningkatkan kewaspadaan terhadap gangguan tersebut.
"Baginya, menggunakan hal itu dengan seenaknya dan dengan cara yang tidak serius menunjukkan banyak hal kami masih punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan," katanya, dikutip dari BBC.
Maysey khawatir orang-orang yang melihat Albanese melakukan itu akan menirunya untuk digunakan sebagai bahan tertawaan atau hinaan.
Penelitian memperkirakan saat ini satu dari setiap 100 anak usia sekolah mungkin memiliki sindrom Tourette di Australia.