Pegulat Iran Dieksekusi, Picu Kemarahan Aktivis HAM Internasional

Kedua saudara turut dipenjara selama 54 dan 27 tahun

Shiraz, IDN Times - Pemerintah Iran menjatuhkan hukuman mati terhadap seorang penggulat berusia 27 tahun pada Sabtu (12/09) pagi kemarin. Hukuman ini diberikan kepada Navid Afkari atas tuduhan pembunuhan terhadap salah satu agen intelijen di tengah aksi protes yang mengusung isu ekonomi yang lemah, hukum Islam yang ketat, dan kelangkaan air pada tahun 2018 lalu.

Mengutip dari situs berita The New York Times, pihak keamanan menangkap Afkari, ibu, dan juga salah satu saudara laki-lakinya di kediaman mereka. Beberapa saat setelah itu, saudara laki-laki Afkari yang lain juga turut ditangkap dan ketiga bersaudara tersebut dijebloskan ke dalam penjara.

1. Ibu Afkari sebut bahwa anaknya mengalami siksaan di penjara

Pegulat Iran Dieksekusi, Picu Kemarahan Aktivis HAM InternasionalIlustrasi demonstrasi. Pexels/Markus Spiske.

Navid Afkari terhitung ditahan sejak 17 September 2018.  Setelah menjalani persidangan, ia dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan pidana atas hukum 'kisas'. Afkari turut diadili di Pengadilan Revolusi yang juga menjatuhkan hukuman mati kepadanya atas kejahatan 'moharabeh'. Hukuman yang ia terima berkaitan dengan tuduhan pembunuhan yang dilontarkan kepadanya.

Saudaranya, Vahid Afkari, dijatuhi hukuman penjara selama 56 tahun 6 bulan dengan tuduhan yang sama. Habib Afkari, saudara lainnya, turut dikenakan hukuman penjara selama 24 tahun 3 bulan.

Dilansir dari situs resmi Amnesty International, pemerintah Iran memaksa ketiganya untuk mengakui perbuatan yang tidak mereka lakukan. Pemerintah Iran sendiri telah sejak lama bekerja sama dengan stasiun televisi nasional untuk membuat dan menyiarkan pernyataan palsu dari korban kejahatan HAM yang sebelumnya telah mengalami siksaan. Video ini digunakan sebagai propaganda yang ditunjukkan untuk mengabaikan realita dan mencari pembelaan dari penahanan korban. Pada 5 September lalu, Islamic Republic of Iran Broadcasting menyiarkan pengakuan paksa Afkari. 

Pelanggaran HAM tidak berhenti sampai disitu. Sumber VOA mengatakan bahwa anggota keluarga telah mencoba untuk mengunjungi tiga bersaudara tersebut namun tidak mendapatkan akses. Behieh Namjoo selaku ibu ketiganya diharuskan untuk meminta izin kepada pihak pengadilan jika ingin bertemu atau melakukan kontak lebih lanjut dengan anak-anaknya.

2. Eksekusi Afkari dianggap sebagai langkah untuk membungkam masyarakat

Pegulat Iran Dieksekusi, Picu Kemarahan Aktivis HAM InternasionalIlustrasi dibungkam. Pexels/Kat Jayne.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Navid Afkari merupakan seorang penggulat. Afkari yang menekuni olahraga yang cukup populer di Iran ini pernah mendapatkan medali dari kompetisi nasional maupun internasional.

Menurut Hadi Ghaemi selaku Direktur Center for Human Rights di Iran, pemerintah Iran tampaknya sedang 'bersemangat' untuk mengeksekusi beberapa orang yang terlibat dalam aksi protes anti-pemerintah untuk memperlihatkan bahwa apa yang dapat terjadi kepada mereka jika memilih untuk turun ke jalan.

The World Players Association, organisasi yang merepresentasikan atlet profesional berpendapat bahwa Navid dipilih dari sekian banyak orang yang turun ke protes tahun 2018 karena cukup populer dan memiliki prestasi. "Navid dipilih untuk mengintimidasi orang-orang yang ingin turun ke jalan untuk memperjuangkan HAM mereka dalam aksi protes damai", jelas The WPA.

3. Tuai perhatian internasional

Pegulat Iran Dieksekusi, Picu Kemarahan Aktivis HAM InternasionalUcapan empati IOC terhadap pengeksekusian Navid Afkari. Twitter.com/Athlete365.

Berbagai organisasi olahraga menyatakan sikap terhadap keputusan pemerintah Iran untuk mengeksekusi Afkari. The International Olympic Committee mengaku terkejut dengan pengumuman pemerintah. Melalui surat, Thomas Bach selaku Presiden IOC memohon secara personal kepada Presiden Iran untuk mengampuni Afkari. "Keputusan ini sangat mengejutkan dan mengecewakan harapan atlet di seluruh dunia", jelas IOC.

Lembaga penegak HAM seperti Amnesty International dan Human Rights Watch juga telah memohon intervensi internasional dan pelaksanaan sidang yang baru. Selain itu, Presiden AS Donald Trump turut memohon pemerintah Iran untuk tidak mengeksekusi Afkari. Melalui cuitan Twitter pribadinya, Trump menulis "kepada pemimpin Iran, saya akan sangat menghargai apabila anda dapat memperpanjang hidup laki-laki muda ini dan tidak mengeksekusinya".

Baca Juga: Twitter Dikecam Karena Tak Hapus Twit 'Anti Semitisme' Pemimpin Iran

Aviliani Vini Photo Verified Writer Aviliani Vini

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya