Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rambu banyak beruang liar (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi rambu banyak beruang liar (pexels.com/RDNE Stock project)

Intinya sih...

  • Serangan beruang terjadi di beberapa wilayah Jepang

  • Lonjakan kasus serangan beruang mencapai rekor tertinggi sejak 2006

  • Perubahan iklim dan penurunan populasi manusia memperluas habitat beruang

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Seekor beruang setinggi 1,4 meter menerobos masuk ke sebuah supermarket di Kota Numata, Jepang, pada Selasa (7/10/2025), dan menyerang dua pelanggan berusia lanjut. Serangan itu terjadi sekitar pukul 19.30 waktu setempat ketika sekitar 30-40 orang sedang berbelanja. Kedua korban yang berusia 69 dan 76 tahun mengalami luka ringan akibat gigitan dan cakaran hewan tersebut.

Menurut polisi, beruang itu awalnya menyerang salah satu pelanggan di area parkir sebelum masuk ke toko. Hewan tersebut kemudian mengamuk di bagian ikan dan sushi, menjatuhkan tumpukan alpukat dan merusak etalase.

“Sepertinya beruang itu masuk ke toko, ingin keluar tapi tidak bisa, lalu menjadi gelisah,” kata manajer toko kepada NHK.

1. Serangan serupa terjadi di Prefektur Akita dan Shirakawa-go

ilustrasi beruang (pexels.com/Regan Dsouza)

Di Prefektur Akita, seorang petani berusia 20-an tahun diserang beruang di halaman rumahnya dan mengalami luka ringan di bagian tubuh. Sekitar satu jam kemudian, beruang lain muncul di taman rumah tetangganya, membuat warga panik. Petugas setempat bersama asosiasi pemburu akhirnya menangkap dua ekor beruang di dekat lokasi kejadian pada malam hari.

Sementara itu, di Desa Shirakawa-go, destinasi wisata populer di Jepang tengah, seorang turis asal Spanyol juga terluka akibat serangan beruang di dekat halte bus. Otoritas masih menyelidiki apakah hewan yang ditangkap di Akita memiliki kaitan dengan insiden terhadap petani sebelumnya. Rangkaian kejadian ini memperlihatkan meningkatnya pertemuan antara beruang dan manusia di berbagai wilayah Jepang.

2. Jumlah serangan beruang capai rekor tertinggi sejak 2006

ilustrasi beruang (pexels.com/Regan Dsouza)

Dilansir dari CNN, serangan di Numata menjadi bagian dari lonjakan kasus serangan beruang di Jepang pada tahun ini. Berdasarkan laporan resmi dan data berita lokal, sedikitnya tujuh orang telah meninggal dunia akibat serangan beruang sepanjang 2025, melampaui rekor tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 2006. Pada 8 Oktober 2025, polisi menemukan jenazah dengan luka cakar di Prefektur Iwate yang diduga menjadi korban terbaru.

Kementerian Lingkungan Jepang mencatat 108 orang terluka akibat serangan beruang antara April hingga September 2025, termasuk lima kematian. Dalam periode sebelumnya, dari April 2023 hingga April 2024, tercatat 219 serangan dengan enam korban jiwa. Situasi ini menyoroti tantangan baru bagi pemerintah Jepang dalam melindungi masyarakat serta infrastruktur di tengah meningkatnya populasi beruang yang kembali ke habitat manusia.

3. Perubahan iklim dan penurunan penduduk picu perluasan habitat beruang

ilustrasi beruang di hutan (pexels.com/JankoFerlic)

Para ahli menilai, meningkatnya frekuensi serangan beruang dipicu oleh perubahan iklim yang mengacaukan pola tumbuh tanaman dan ketersediaan makanan alami. Kondisi ini memaksa beruang mencari sumber makanan di daerah permukiman. Selain itu, penurunan populasi manusia di pedesaan Jepang membuat banyak wilayah ditinggalkan dan menjadi area baru bagi satwa liar.

Ahli biologi dari Universitas Pertanian Tokyo, Koji Yamazaki, menyebut dalam wawancara dengan CBS News bahwa faktor-faktor tersebut telah mengubah siklus hibernasi dan kebiasaan makan beruang.

Manajer toko di Numat mengatakan ia tidak menyangka kejadian itu akan terjadi di tempatnya. Toko yang terletak dekat pegunungan itu belum pernah mengalami kejadian serupa, dan beruntung seluruh pelanggan berhasil dievakuasi sebelum hewan tersebut melarikan diri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team