AS-Kanada Akan Tolak Pencari Suaka yang Masuk Bukan dari Jalur Resmi

Khawatir banyaknya migran ilegal ke Kanada

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) dan Kanada setuju menolak masuknya pencari suaka yang melewati pintu perbatasan non-resmi. Terdapat ribuan migran ilegal yang melintas dari AS ke Kanada dalam beberapa minggu terakhir. 

Pada 2022, Kanada mengalami penambahan jumlah penduduk yang mencapai 1,05 juta jiwa. Pertambahan penduduk di Kanada ini jadi yang terbesar dalam kurun waktu 12 bulan. Bahkan, peningkatan penduduk Kanada naik menjadi 2,7 persen dan mencapai 39.566.248 jiwa. 

1. Bidan dan Trudeau setuju revisi Safe Third Agreement

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan kebijakan penolakan pencari suaka ketika bertemu di Ottawa. Kebijakan itu akan aktif mulai Sabtu (25/3/2023) bagi pencari suaka yang masuk lewat perbatasan tidak resmi. 

Kebijakan itu akan memperbolehkan AS dan Kanada untuk mengembalikan migran yang masuk ke kedua negara lewat pintu perbatasan yang tak resmi.

Aturan ini dibuat Biden untuk mengurangi migran ilegal lewat pintu perbatasan tak resmi dan berusaha mencari suaka di AS. 

Persetujuan ini merupakan kelanjutan dari Safe Third Agreement, yang memperbolehkan mengembalikan migran yang datang, jika mereka masuk bukan dari pintu yang telah disepakati. 

"Hari ini, saya mengoordinasikan aksi dengan pemerintah Kanada untuk menjaga integritas proses pencarian suaka. Membuat migran ilegal enggan melalui jalur-jalur berbahaya untuk masuk," kata Departemen Keamanan Nasional AS, Alejandro Mayorkas, dikutip NPR.

Baca Juga: Berkat Imigran, Populasi Kanada Meningkat Terbesar dalam Sejarah

2. Sebanyak 39 ribu pencari suaka datang dari AS ke Kanada

AS-Kanada Akan Tolak Pencari Suaka yang Masuk Bukan dari Jalur Resmiperbatasan AS-Kanada (pexels.com/@matt-barnard)

Sepanjang 2022, lebih dari 39 ribu pencari suaka masuk ke pintu perbatasan Quebec menggunakan Roxam Road. Padahal jalan itu merupakan jalan kecil buntu tanpa penjaagaan ketat yang menghubungkan New York dan Quebec. 

Mayoritas migran mulanya datang ke AS dari perbatasan selatan, kemudian berbondong-bondong pergi ke New York City. Sayangnya, mereka berada di dalam ketidakjelasan dan tidak bisa bekerja di AS. 

"Kami tidak bisa menutup perbatasan Roxham Road begitu saja. Orang-orang akan mencari tempat lain untuk masuk. Maka dari itu, kita memutuskan memodernisasi Safe Third Agreement," terang Trudeau. 

Bersamaan dengan itu, Kanada setuju memberikan akses hukum kepada 15 ribu migran per tahunnya dari Amerika Latin dan Karibia. 

3. AS dan Kanada bicarakan permasalahan di Ukraina dan Haiti

Pada saat yang sama, Biden menerangkan pentingnya hubungan ekonomi dan mempertahankan aliansi dengan Kanada. Kedua negara juga menyatakan sepakat untuk memberi dukungan kepada Ukraina. 

Dikutip BBC, kedua pemimpin itu juga membicarakan mengenai instabilitas di Haiti yang dirundung krisis ekonomi dan kekerasan geng kriminal. AS dan Kanada menerangkan bahwa intervensi bukan hal tepat dalam menyelesaikan masalah di Haiti. 

"Saya tidak percaya intervensi adalah jalan ke depan untuk saat ini. Hal yang terbesar yang bisa kita lakukan dan ini membutuhkan waktu adalah meningkatkan prospek polisi di Haiti agar mampu mengatasi masalah ini," tutur Biden. 

Baca Juga: Joe Biden: Belum Ada Indikasi China Akan Kirim Senjata ke Rusia

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya