AS Sanksi Pebisnis Serbia Kosovo yang Kerap Beri Suap

Disebut memimpin organisasi kriminal di Kosovo Utara

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat pada Rabu (8/12/2021) telah mengumumkan sanksi kepada warga Serbia Kosovo bernama Zvonko Veselinovic. Pasalnya, ia dikenal sebagai pemimpin organisasi kriminal yang beroperasi di perbatasan Serbia dan Kosovo. 

Pemberian sanksi ini diberlakukan di tengah ketegangan antara Serbia dan Kosovo sejak September lalu. Hal ini terjadi lantaran Pemerintah Kosovo melarang plat kendaraan Serbia masuk atau melintas di wilayahnya. 

1. Veselinovic diduga terlibat dalam berbagai kasus kriminal dan suap

Keputusan sanksi kepada Zvonko Veselinovic diberikan langsung oleh Departemen Keuangan AS untuk Aset Luar Negeri (OFAC). Pasalnya, Veselinovic dianggap sebagai tokoh utama organisasi kriminal di Kosovo dan kerap melakukan aksi korupsi di perbatasan kedua negara.

"Vaselinovic OCG telah melakukan aksi suap berskala besar dengan pejabat Kosovo dan Serbia, agar memberikan fasilitas organisasinya untuk menyelundupkan barang, uang, narkoba dan persenjataan antara Kosovo dan Serbia" ujar OFAC. 

"Organisasi itu juga bersekongkol dengan berbagai politisi untuk mengadakan pertukaran kepentingan. Salah satunya pada awal 2019, petugas keamanan Kosovo memperbolehkan operasi penyelundupan di perbatasan Serbia-Kosovo dan akhir 2017, di mana petugas perbatasan disuap agar memperbolehkan lewatnya penyelundup" tambahnya, dalam laman Balkan Insight

2. Sanksi diberikan kepada Veselinovic dan koleganya

Baca Juga: Serbia: Protes UU, Demonstran Bentrok dengan Polisi

Dikutip dari Balkan Insight, sanksi yang diberikan OFAC tidak hanya kepada Veselinovic, tetapi juga adiknya bernama Zarko dan pebisnis kontroversial lainnya, yakni Milan Radojicic, beserta 14 orang lainnya. 

Zarko diketahui telah menyuap kepada politisi pada tahun 2017, untuk membantu partainya memenangkan pemilu. Bahkan mengamankan kemenangkan bagi kandidatnya dan memberikan sejumlah uang kepada kandidat tersebut yang bersedia bekerja sama dengannya. 

Sementara itu, Milan Radojicic merupakan wakil presiden dari Partai Srpska Lista yang dikenal sebagai partai milik warga Serbia Kosovo yang mendapat dukungan penuh dari Serbia. Ia dituding terlibat skandal pembunuhan politisi Serbia Kosovo bernama Oliver Ivanovic di tahun 2018. 

Tak hanya itu saja, AS juga memberikan sanksi kepada Zeljko Bojic yang merupakan mantan Kepala Operasi Kepolisian Kosovo bagian utara. OFAC juga memberikan sanksi kepada delapan orang lain dan 24 perusahaan di Kosovo, Serbia, Kroasia, dan Bulgaria yang memiliki hubungan dengan Veselinovic dan Radojicic, dilaporkan dari Exit

3. Pemerintah Serbia dan Kosovo ikut tanggapi sanksi dari AS 

Euonews mengabarkan, setelah diumumkannya sanksi dari Pemerintah AS ini, Presiden Kosovo Vjosa Osmani, PM Kosovo Albin Kurti, dan Presiden Serbia Aleksandar Vucic ikut memberikan komentar dan reaksi terkait masalah ini.

"Institusi Kosovo sudah didedikasi untuk mengikuti aturan hukum dan berkolaborasi dengan AS. Ini untuk menjamin wilayah kita tidak menjadi tempat persembunyian dari kelompok kriminal" ungkap Osmani. 

Sementara itu, PM Albin Kurti juga menuliskan dalam akun Facebook-nya jika menyambut baik dengan keputusan Pemerintah Amerika Serikat.

"Kelompok itu bertanggung jawab atas penyelundupan barang, uang, narkoba, dan senjata dari Kosovo untuk Serbia dan sebaliknya. Kelompok ini adalah contoh bagaimana kriminal di Kosovo bagian utara yang melanggar hak warga negara, kebebasan dan hak istimewa."

Di sisi lain, Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan dalam konferensi pers bahwa pihaknya akan menginvestigasi institusi di Serbia yang terlibat dalam kasus serius ini, sebagaimana dituduhkan kepadanya. Namun, Vucic menolak jika partanya SNS menerima insentif dari Zvonko Veselinovic.

Baca Juga: Dusan Vlahovic Ingin Tebar Pesona Bersama Serbia di Piala Dunia 2022

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya