Australia: Pulau Fraser Dikembalikan ke Nama Aslinya

Nama Fraser disebut ofensif bagi suku pribumi

Jakarta, IDN Times - Salah satu pulau pasir terbesar di dunia bernama Pulau Fraser yang terletak di Australia akhirnya dikembalikan ke nama aslinya. Keputusan ini menyusul rencana penghapusan bentuk westernisasi di Australia yang dianggap terlalu ofensif bagi penduduk pribumi. 

Pada Juli lalu, Pulau Coon yang terletak di Negara Bagian New South Wales dikembalikan ke nama aslinya Pirrita. Meski bermaksud baik, tapi mayoritas warga setempat menolak rencana tersebut dan tidak menginginkan adanya perubahan nama di pulau wisata itu. 

1. Pulau Fraser Akan diubah menjadi K'gari

Australia: Pulau Fraser Dikembalikan ke Nama AslinyaPemandangan Pulau K'gari di Queensland, Australia. (twitter.com/VinceWallAU)

Pemerintah Queensland berencana mengembalikan nama Pulau Fraser yang sebenarnya memiliki nama asli Pulau K'gari. Nama K'gari yang sesuai pengucapannya 'Gurri' memiliki arti surga dari bahasa masyarakat Butchulla. Bahkan, diketahui Suku Butchulla biasa menyebut pulau itu surga lantaran keindahannya yang menakjubkan. 

Perubahan nama salah satu pulau terbesar di Australia ini akan difinalisasi sebelumnya nantinya diubah dalam daftar Cagar Budaya Dunia UNESCO. Terkait rencana ini, Komite Cagar Budaya juga sudah ditugaskan untuk mengubah nama dan pemerintah negara bagian akan menyelesaikan administrasi akhir setelah upacara perubahan nama pada Minggu (19/9/2021) lalu, dilansir dari ABC.

Menariknya, Pulau Fraser diketahui sebagai destinasi wisata populer di Australia yang terletak di Negara Bagian Queensland, sebelah utara Kota Brisbane. Pulau yang seluruh bagiannya berupa pasir itu memiliki luas 250 km, oleh karena itu disebut sebagai pulau pasir terbesar di dunia, dikutip dari CNN

2. Nama Fraser cukup ofensif terlebih bagi masyarakat pribumi

Australia: Pulau Fraser Dikembalikan ke Nama AslinyaUpacara pengembalian nama Pulau Fraser menjadi K'gari. (twitter.com/Wondunna66)

Dilaporkan dari RT, Menteri Lingkungan Queensland, Meaghan Scanlon mengatakan bahwa nama Fraser disebut cukup ofensif terhadap masyarakat pribumi. "Banyak orang yang tidak menyadari bahwa nama Pulau Fraser sebenarnya cukup ofensif kepada para suku pribumi yang memilikinya sejak awal dan masyarakat Aborigin sudah berusaha mengubah namanya selama bertahun-tahun" katanya.

Pulau K'gari mengalami perubahan nama menjadi Pulau Fraser di tahun 1800an dan diambil dari nama seorang perempuan Skotlandia, Eliza Fraser. Perempuan itu mengaku jika kapalnya rusak dan akhirnya terdampar di pulau tersebut dan ia mengklaim ditangkap dan mengalami kekerasan dari penduduk pribumi. 

Fraser juga mengaku saat kembali ke Britania Raya bahwa seluruh awak kapal dan penumpang ditangkap secara kejam dan memaksa untuk membuka seluruh busananya, serta membunuh suaminya. Setelah mendapat berbagai macam siksaan, Fraser akhirnya dapat melarikan diri. 

Pernyataan Fraser ini akhirnya berbuntut pada pembunuhan massal atau genosida kepada masyarakat Butchulla di pulau itu. Tak berselang lama, pulau itu diubah menjadi Fraser dan hingga kini masih memiliki makna menyinggung bagi suku pribumi. 

Baca Juga: Australia Tegaskan Komitmen untuk Dukung Sentralitas ASEAN

3. Beberapa destinasi wisata di Australia sudah dikembalikan ke nama awal

Meskipun pengubahan nama Pulau Fraser mendapatkan banyak dukung dari warga Australia. Namun anggota legislatif Queensland dan mantan Jaksa Agung Jarrod Bleijie justru memrotes keputusan pengubahan nama ini. 

"Selamanya akan pergi berlibur ke Pulau Fraser di seluruh hidupku dan akan selalu pergi ke PULAU FRASER untuk selamanya, meski adanya perubahan ini" kata Bleijie, dilaporkan dari laman RT

Dilansir dari CNN, pengubahan nama tempat ke nama asli ini sudah tertuang dalam kebijakan Pemerintah Australia di tahun 1993 dengan nama Native Title Act. Melalui kebijakan itu, otoritas dapat mengakui keberadaan suku pribumi yang sebenarnya merupakan pemilik asli dari tanah tradisionalnya. 

Selama satu dekade terakhir, sejumlah destinasi wisata di Australia sudah berganti dari nama barat menjadi nama Aborigin. Salah satu yang paling terkenal adalah Uluru yang sebelumnya bernama Ayers Rock dan Taman Nasional Gheebulum Kunungai yang sebelumnya bernama Pulau Moreton.

Baca Juga: Protes Lockdown, Kepolisian Australia Tutup Situs Konstruksi

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya