Bos Geng Kriminal Ancam Perdana Menteri Haiti Mundur dari Jabatannya

Aksi dari geng kriminial menyebabkan kelangkaan bahan bakar

Jakarta, IDN Times - Pemimpin geng kriminal G9 di Haiti mendesak Perdana Menteri Ariel Henry untuk mundur dari jabatannya. Sebagai bentuk penolakan, G9 pada Selasa (26/10/2021) memblokir pelabuhan sehingga menyebabkan kelangkaan bahan bakar, terutama di kawasan ibu kota Port-au-Prince. 

Sebelum mencuatnya masalah ini, Haiti tengah dirundung krisis politik setelah Presiden Jovenel Moïse dibunuh oleh kelompok bersenjata. Kematian presiden itu turut memperparah ketidakstabilan di negara termiskin di benua Amerika itu. 

1. Cherizier menuding PM Henry terlibat dalam pembunuhan Moïse

Permintaan dari kepala geng G9, Jimmy Cherizier alias Barbecue, disampaikan secara langsung melalui wawancara Radio Mega. Menurut pemimpin geng yang mantan anggota polisi itu, kelompoknya telah memblokir jalan di terminal Varreux, salah satu area kekuasaannya. 

"Area di bawah kekuasaan G9 sudah diblokir karena satu alasan, yakni kami ingin pengunduran diri Perdana Menteri Ariel Henry. Apabila Ariel bersedia mundur dari jabatannya pada pukul 08.00, maka pada 08.05, kami akan membuka kembali akses dan semua truk diperbolehkan untuk melintas," kata Cherizier. 

"PM Ariel Henry harus merespon demi keadilan. Ia harus merespon karena ia telah berbicara dengan Joseph Badio Felix di hari ketika Moïse dibunuh. Kami sedang menghadapi perlawanan politik. Kami adalah kelompok politik bersenjata," tambahnya. 

Ungkapan Barbecue menunjukkan bahwa geng kriminal itu memiliki pengaruh dan kekuatan politik yang semakin besar, terutama setelah tewasnya Moïse, dilansir dari Market Research Telecast

Baca Juga: Geng di Haiti yang Culik 17 Misionaris AS Minta Tebusan Rp239,7 M

2. Pemimpin Senat juga inginkan Henry untuk mundur

Menanggapi seruan Cherizier, pemimpin Senat Haiti, Joseph Lambert, turut meminta PM Henry untuk mundur dari jabatannya. Menurut Senat, Henry kurang dipercaya masyarakat. 

"Ariel Henry harus mundur karena ia sudah kehilangan kepercayaan dari negara dan ia gagal memberikan hasil kinerjanya. Kami ingin membangun kembali otoritas negara dan mengembalikan keamanan di Haiti," ungkap Lambert. 

"Pemerintahan sekarang tidak menggambarkan apa yang kita butuhkan saat ini, kami membutuhkan konsensus dengan semua sektor. Tidak ada satu pun yang dapat memerintah Haiti tanpa konsensus. Itu yang kami sampaikan dan ini yang akan kami tegakkan" sambung dia

Dikutip dari CNN, Kantor Pemerintahan Haiti menegaskan bahwa Henry tidak akan mundur dari jabatannya. 

"Pintu kami tetap terbuka bagi siapapun yang ingin bergabung bersama kami, sehingga kami dapat menyelenggarakan pemilu yang bebas, adil dan kredibel. Pemerintahan kami ingin persatuan, bukannya politisasi."

Ariel Henry ditunjuk sebagai Perdana Menteri oleh Moïse, tapi belum resmi dilantik hingga insiden pembunuhan presiden pada Juli lalu. Ia kemudian diangkat sebagai perdana menteri menyusul krisis politik di Haiti. 

Selama menjabat, Henry sudah mengalami beberapa rentetan krisis, meliputi Gempa Bumi terbesar sejak 2010 silam dan ribuan migran Haiti yang meninggalkan negaranya untuk pergi ke Amerika Serikat. Di samping itu, kasus penculikan yang dilakukan geng kriminal juga melonjak tajam.  

3. Terjadi kelangkaan BBM sejak beberapa hari terakhir

Reuters, melaporkan bahwa BMPAD (Bureau de Monétisation des Programmes d'Aide au Développement) sebenarnya sudah mendapatkan bantuan luar negeri sebesar 150 ribu barrel solar, 50 ribu barrel bensin, dan 50 ribu barrel bensin lain yang datang pada Rabu (27/10/2021). 

Bahkan, menurut kepala ANAPROSS, Marc Andre Deriphonse, sebesar 100 ribu barel solar dan bensin sudah tiba untuk menyuplai kebutuhan bahan bakar bagi seluruh masyarakat Haiti.

Peristiwa ini mengakibatkan pebisnis terpaksa menunda pengoperasiannya lantaran kurangnya pasokan bahan bakar. Bahkan perusahaan telekomunikasi Telecoms sudah menonaktifkan sejumlah menara pemancar. 

Selain itu, pengusaha transportasi juga melangsungkan aksi protes karena terjadi pemblokiran dan rentatan penculikan, yang berdampak langsung terhadap pengemudi truk dan pekerja di bidang transportasi. 

Kantor polisi setempat juga mengalami hal yang sama. Mereka tidak dapat bekerja lantaran kendaraannya tidak memiliki bahan bakar.

"Mayoritas kendaraan kami hanya memiliki seperempat bahan bakar" ungkap salah satu petugas kepolisian.  

Baca Juga: AS Akan Deportasi Ribuan Pengungsi Haiti di Perbatasan

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya