Bos Militer Rusia di Kherson Larang Warga Pergi ke Wilayah Ukraina

Warga hanya diperbolehkan pergi ke daerah kekuasaan Rusia

Jakarta, IDN Times - Pemimpin militer Rusia di Kherson, Kirill Stremousov, pekan lalu menginstruksikan penutupan perbatasan kota di pinggir Sungai Dnipro tersebut. Hal ini dilakukan untuk menghalangi penduduk di daerahnya pergi ke wilayah yang masih dikuasai Ukraina. 

Pada pekan lalu, Gubernur Kherson, Volodymyr Saldo, sudah mengungkapkan bahwa wilayah yang dipimpinnya sejak Maret lalu akan segera bergabung dengan Federasi Rusia. 

"Kami menginginkan Federasi Rusia sebagai negara kami karena ini di bawah kontrol dari pasukan bersenjata Rusia, dan nantinya akan menjadi subjek administrasi federal. Kami akan menjadi wilayah Kherson di bawah Federasi Rusia," tutur Saldo, dikutip The Moscow Times

1. Penutupan perbatasan dengan dalih adanya peperangan di Mykolaiv dan Dnipropetrovsk

Menurut Stremousov, penutupan perbatasan di Kherson ini diberlakukan pada perbatasan di Mykolayiv dan Dnipropetrovsk. Pasalnya, kedua wilayah yang masih dikuasai Ukraina itu sangat berbahaya karena kerap terjadi serangan bom.

Dilaporkan RFE/RL, sesuai keterangan dari beberapa warga Kherson yang tidak bersedia diungkapkan namanya, warga sipil hanya diperbolehkan pergi ke wilayah Ukraina yang sudah dicaplok oleh pasukan Rusia. Penduduk lokal diperbolehkan untuk pergi ke Krimea dan wilayah Zaporizhzhya yang sudah dikontrol penuh Rusia. 

Bagian Kherson yang terletak di antara Sungai Dnipro dan Laut Hitam sudah dikuasai oleh Rusia sejak awal invasi pada 24 Februari lalu. Selama tiga bulan, pasukan Rusia sudah melakukan wawancara untuk menilai loyalitas warga. 

Pasalnya, ratusan ribu warga Ukraina diperkirakan sudah dipaksa keluar dari wilayah yang dikontrol Rusia. Bahkan, pengamat internasional dan Ukraina menyebut tingginya keinginan warga untuk pergi karena kejahatan perang yang dilakukan pasukan Rusia.  

Baca Juga: Rusia Disebut Akan Deklarasikan Kemenangan di Ukraina pada Musim Gugur

2. Kherson akan bergabung ke Federasi Rusia mulai tahun depan

Pada Kamis (19/5/2022), Stremousnov juga menyebutkan bahwa ia dan jajarannya akan meminta pendirian pangkalan militer Rusia di Kherson. Ia menyebut bahwa pangkalan militer akan menjamin keamanan di area tersebut beserta seluruh penduduknya. 

"Seharusnya memang ada pangkalan militer Rusia di Kherson. Kami akan meminta pendirian itu dan penduduk juga tertarik dengan rencana tersebut," tutur Stremousnov. 

Petinggi militer itu juga menambahkan, Kherson akan menjadi bagian dari Federasi Rusia mulai tahun depan. Rencana referendum yang akan berlangsung dalam waktu dekat dikhawatirkan akan ditolak oleh negara-negara Barat. 

"Menanggapi kemungkinan hasil referendum yang tidak akan diakui oleh negara-negara Barat. Maka, ini hanya menghabiskan waktu apabila ini dilakukan pada saat ini," tambahnya, dikutip dari The Moscow Times

3. Agresi pasukan Rusia tertahan di wilayah Kherson

Dilaporkan Reuters, pasukan Rusia yang berbasis di Krimea sudah berhasil merebut Kherson pada saat dimulainya invasi di Ukraina. Namun, pasukan Rusia tertahan di Kherson hingga saat ini, lantaran gigihnya perjuangan dari tentara Ukraina dalam mempertahankan Mykolaiv. 

Sementara itu, Stremousov menyalahkan gagalnya Kherson untuk menjadi bagian dari Federasi Rusia yang berbuntut pada kegagalan pembebasan Mykolaiv. 

"Setelah kita terbebas dari pasukan Ukraina di Mykolaiv, yang terus menyerang Kota Kherson. Maka kita akan mengambil alih Mykolaiv dan membebaskan kolega, penduduk di wilayah Mykolaiv dan Odessa. Nantinya semua keputusan akan lebih mudah untuk diterapkan," pungkas Stremousov.

Di samping itu, Presiden Rusia Vladimir Putin sudah mengesahkan dekrit untuk memperbolehkan penduduk Kherson dan Zaporizhzhia untuk mendapatkan kewarganegaraan Rusia dengan cepat. Bank dan operator telekomunikasi sudah merencanakan untuk operasionalnya di Kherson. 

Tak hanya itu saja, pemerintah lokal pro-Rusia juga sudah berjanji akan membawa Kherson untuk mengubah mata uangnya menjadi ruble. Maka, setelah periode transisi, tubel dan hryvnia akan diterima di Kherson. 

"Seiring berjalannya waktu, kami akan meninggalkan dolar sepenuhnya dan meninggalkan ketergantungan dengan hryvnia terhadap dolar dan beralih secara total ke sistem pembayaran rubel, seperti halnya di Krimea," sambungnya. 

Baca Juga: Gegara Rusia dan China, Korea Utara Lolos dari Sanksi DK PBB

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya