Brasil Terjunkan Militer ke Perbatasan Venezuela-Guyana

Khawatir pecahnya konflik di Guyana

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Brasil menginisiasi penambahan 60 personel militer ke perbatasan Venezuela-Guyana di Paracaima, Roraima pada Sabtu (2/12/2023). Pasukan tersebut akan menambah sebanyak 70 pasukan yang sudah berjaga untuk memantau kondisi terkini ketegangan kedua negara. 

"Kemhan sudah memonitor situasi terkini di perbatasan kedua negara. Langkah pertahanan sudah diintesifkan di perbatasan bagian utara dan jumlah personel militer di area tersebut akan ditingkatkan," ungkapnya, dikutip G1.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Brasil Mauro Vieira sudah menyerukan solusi perdamaian untuk menyelesaikan sengketa di Guyana Essequibo. Bahkan Penasehat Kepresidenan Brasil, Celso Amorim sudah berkunjung ke Caracas untuk mendiskusikan penyelesaian masalah ini. 

Baca Juga: ICJ Perintahkan Venezuela Menahan Diri atas Sengketa dengan Guyana

1. Konflik Venezuela-Guyana mengenai perebutan migas

Profesor Hubungan Internasional dari Universitas Rio de Janeiro (UERJ) Williams Goncalves mengungkapkan bahwa terdapat potensi perang dalam sengketa ini. Ia pun menyebut bahwa kekuatan asing dapat ikut dalam konflik tersebut. 

"Ini bukan hanya kemungkinan perang untuk menganeksasi wilayah Essequibo. Ini juga terkait eksploitasi minyak di sana. Maka dari itu, memungkinkan konflik regional ini akan berkembang menjadi konflik internasional," terangnya. 

Dilaporkan Agencia Brasil, wilayah Guyana Essequibo seluas 160 ribu km persegi itu telah menjadi sumber ketegangan kedua negara sejak 1899. Pasalnya, wilayah itu diambilalih oleh Inggris Raya dan kemudian diserahkan kepada Guyana. 

Sementara dalam Perjanjian Jenewa yang dimediasi PBB pada 1966, mengusulkan agar sengketa wilayah tersebut dapat dinegosiasikan. Wilayah tersebut diperebutkan kedua negara karena memiliki sumber daya alam melimpah. 

Guyana yang sebelumnya merupakan negara miskin dengan indikator sosial rendah kini mengalami lonjakan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini setelah ditemukannya 11 miliar barel minyak dan potensi miliaran cadangan migas di wilayahnya. 

Baca Juga: Venezuela Tolak Intervensi AS soal Sengketa Perbatasan Guyana

2. Guyana meminta ICJ untuk menghentikan referendum di Venezuela

Pengadilan PBB memperingatkan Presiden Venezuela Nicolas Maduro agar tidak mengambilalih wilayah Guyana Essequibo secara paksa. Segala tindakan dari Venezuela akan berdampak pecahnya konflik. 

"Dalam keputusan yang masih ditunda, Republik Bolivarian Venezuela harus menahan diri dari segala bentuk aksi yang berfungsi memodifikasi situasi sengketa teritori, yang saat ini dikontrol oleh Republik Guyana," terangnya, dilansir Miami Herald.

Peringatan ini diberikan setelah Guyana meminta kepada ICJ (International Crime Justice) untuk menghentikan Maduro dalam mengadakan referendum. Georgetown bahkan menyebut bahwa referendum tersebut ilegal karena akan mengubah status ribuan penduduknya. 

Pemerintah negara-negara Karibia lainnya juga mengatakan bahwa Venezuela tidak diperbolehkan menghindari keputusan PBB dan mengambilalih wilayah Guyana Essequibo secara paksa. 

3. Rodriguez sebut referendum akan tetap digelar

Menanggapi pernyataan itu, Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodriguez mengatakan bahwa referendum akan tetap digelar dan tidak ada modifikasi dalam beberapa pertanyaan di dalamnya. 

"Guyana berulang kali meminta referendum dihentikan dan pengubahan pertanyaan nomor satu, tiga, dan lima. Tidak ada dalam hukum internasional yang memperbolehkan ikut campur dalam urusan dalam negeri Venezuela atau melarang kedaulatan suaru negara," terangnya. 

"Tidak ada satu pun pihak yang dapat menghalangi rakyat Venezuela untuk mengekspresikan pandangannya terhadap wilayah tersebut pada 3 Desember nanti," sambungnya. 

Ia menekankan bahwa besok adalah hari kemenangan untuk Venezuela. Ia menyebut kebenaran Venezuela selama ini akan menang. 

Baca Juga: Maduro Ajak Presiden Guyana Berdialog Selesaikan Isu Perbatasan

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya