Cegah Krisis Gas saat Musim Dingin Eropa, Bulgaria Berpaling ke Rusia

Sebut gas alam dari Rusia lebih murah

Jakarta, IDN Times - Menteri Energi Bulgaria, Rossen Hristov, pada Senin (22/8/2022), mengungkapkan akan melanjutkan negosiasi dengan Gazprom. Keputusan ini diputuskan untuk mendapatkan kembali pasokan gas alam menjelang peralihan ke musim dingin pada akhir tahun. 

Pada April lalu, Rusia telah memutus pasokan gas alam ke Bulgaria dan Polandia, setelah keduanya menolak membayar dengan ruble. Hal itu sejalan dengan keputusan eks PM Kiril Petkov, yang menginginkan diversifikasi pasokan gas dan mengecam invasi Rusia ke Ukraina. 

1. Hristov sebut dialog dengan Gazprom akan lebih sulit

Sesuai keterangan tersebut, Hristov menyebut bahwa kelanjutan negosiasi dengan Gazprom tidak dapat dielakkan. Maka dari itu, ia ingin segera melanjutkan perjanjian dengan perusahaan gas milik negara Rusia tersebut. 

"Tentu saja, kami akan mengadakan negosiasi dengan Gazprom. Namun dialog kali ini tidaklah mudah dan akan sangat sulit untuk dibicarakan," tutur Hristov dalam acara sidang kabinet, dilansir The Sofia Globe.

Ia berulang kali mengungkapkan kesalahan yang dilakukan Kiril Petkov, sebab dianggap tidak melakukan apapun untuk menyelesaikan masalah. Bahkan, ia menyebut pemerintahan sebelumnya hanya meninggalkan hubungan buruk dengan Gazprom dan masalah pipa interconnector ke Yunani. 

Hristov juga menambahkan bahwa gas dari Gazprom harganya lebih murah saat ini. Meskipun, ia tidak menyebut nominal harga gas tersebut. 

Baca Juga: Profil Bulgaria: Sejarah Budaya Luhur, Tempat Kelahiran Aksara Sirilik

2. Bulgaria menolak pengiriman LNG dari AS

Sementara itu, Hristov mengatakan bahwa Bulgaria sudah mengamankan pasokan gas untuk bulan Oktober. Pasokan itu didapat dari pengiriman liquefied natural gas (LNG) dari perusahaan Amerika Serikat (AS), Cheniere, yang dikirim dan disimpan di Turki. 

Akan tetapi, pengiriman pasokan untuk November-Desember justru ditolak oleh Hristov, karena harus menyewa tempat penyimpanan LNG di Turki. Maka dari itu, harga gas alam akan naik dan tingginya harga disebut menjadi masalah baru. 

Pada minggu depan, otoritas Bulgaria akan mengadakan dialog pengadaan gas alam dari Azerbaijan. Hristov juga mengatakan bahwa Kedutaan Besar Azerbaijan di Sofia sudah menjamin pengadaan gas cadangan untuk pengiriman tambahan, dilaporkan Euractiv.

Selain negosiasi dengan Azerbaijan, Bulgaria juga akan bernegosiasi dengan tiga perusahaan Turki untuk pengiriman antara 6 hingga 12 bulan. Negosiasi tersebut diagendakan untuk menjamin terpenuhinya gas alam sampai akhir musim dingin. 

3. Mendapat kritik dari anggota parlemen pro-Uni Eropa

Anggota parlemen pro-Uni Eropa, Vladislav Panev, dan beberapa anggota Partai Demokratik Bulgaria turut mengecam tindakan pemerintah Bulgaria. Ia menyebut perjanjian dengan Gazprom tidak mungkin membuat harga gas lebih murah. 

"Semua perbincangan tentang bagaimana kami akan mati tanpa gas Rusia adalah kebohongan. Ini adalah rencana untuk membingungkan masyarakat, termasuk penolakan enam dari tujuh pengiriman LNG dari AS, pencarian alternatif gas, dan sabotase interconnector," tulis Panev di sosial medianya, dilansir Balkan Insight.

Koalisi Petkov mengklaim berhasil mengamankan pasokan gas dari Azerbaijan dan AS ketika masih memimpin. Namun, suplai gas tersebut harus dikirimkan melalui pipa interconnector antara Bulgaria dan Yunani. 

Begitu koalisi yang dipimpin Petkov jatuh dan digantikan oleh pemerintahan sementara pada 1 Agustus lalu, pemerintah Bulgaria cenderung skeptis melihat alternatif gas selain dari Rusia dan dituding ingin kembali bergantung pada Gazprom. 

Baca Juga: Tolak Ketergantungan Rusia, Warga Bulgaria Demo Anti-Gazprom 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya