Chile dan Interpol Ungkap Sindikat Penyelundupan Migran

Berperan dalam menyelundupkan migran Haiti ke AS dan Meksiko

Jakarta, IDN Times - Kerja sama antara kepolisian Chile dan Interpol berhasil meringkus orang yang terlibat dalam jaringan penyelundupan migran asal Haiti pada Rabu (29/9/2021). Bahkan sindikat kriminal ini disebut sudah menyelundupkan hingga ribuan imigran Haiti yang sebelumnya bermukim di Chile. 

Beberapa bulan terakhir, ribuan migran Haiti yang tinggal di Chile dan Brasil sejak tahun 2010 memutuskan untuk pergi. Bahkan para migran sudah melintasi negara Amerika Tengah dan sedang menuju ke tujuan utamanya di Amerika Serikat dan Meksiko. 

1. Operasi PDI Chile dan Interpol dinamai Frontera Norte

Operasi yang dilakukan PDI (Policía De Investigaciones De Chile) telah berhasil menangkap sembilan orang yang tergabung dalam sindikat penyelundupan migran. Operasi yang berlangsung setahun lamanya itu dinamai 'Frontera Norte' dan mendapatkan bantuan dari Interpol beserta seluruh aparat penegak hukum di negara Amerika Selatan dan Tengah. 

Lokasi penangkapan sembilan orang tersebut di Kota Arica yang tak jauh dari perbatasan Peru. Sementara orang yang terduga sebagai pelaku penyelundupan merupakan empat warga Chile, dua warga Venezuela, satu warga Peru, satu warga Haiti dan satu berkewarganegaraan Paraguay, dikutip dari Mercopress

Kesemuanya akan mendapatkan tuntutan yang sama lantaran terlibat dalam tindakan ilegal dan penyelundupan migran. Pihak PDI sudah melakukan operasi ini sejak Januari 2020, setelah adanya kejanggalan dalam arus migran Haiti yang meninggalkan Chile, dilaporkan dari Miami Herald

2. Berhasil menyelundupkan ribuan migran dan anak-anak

Baca Juga: Chile Tuding Bolivia Membiarkan Imigran Masuk ke Negaranya

Dilansir dari Mercopress, sindikat organisasi kriminal tersebut diduga sudah menyelundupkan sekitar 1.000 migran Haiti dari Chile menuju ke Meksiko dan Amerika Serikat sebagai destinasi utama mereka. 

Bahkan diketahui terdapat 267 anak-anak migran Haiti berusia enam tahun atau di bawahnya yang telah melintasi rute migrasi di Panama, Kosta Rika, Nikaragua, Guatemala dan Meksiko untuk menuju ke Amerika Serikat. 

Sementara itu, pihak PDI telah berupaya melacak keberadaan orangtuanya yang diperkirakan juga sedang menuju ke Amerika Serikat. Pada November 2020, otoritas Chile itu sudah mendapatkan daftar 185 anak yang sudah diselundupkan melalui Amerika Tengah. 

Pasalnya, beberapa orangtua meninggalkan anaknya dalam perjalanan seorang diri, meski bahaya mengancam anak-anak mereka. Tak jarang di antaranya harus pergi seorang diri lantaran orangtuanya telah tewas di dalam perjalanan dari Chile menuju ke Meksiko dan AS, dikutip dari Daily Mail

3. AS dan Meksiko sudah deportasi ribuan migran Haiti

Di sisi lain, ribuan migran Haiti tersebut dilaporkan sudah mencapai perbatasan Amerika Serikat-Meksiko sejak beberapa minggu terakhir. Bahkan Pemerintah AS sudah mendeportasi sebanyak 7.000 migran Haiti ke Port-au-Prince, setelah sempat menempati pengungsian sementara di perbatasan Del Rio, Texas, dilansir dari Miami Herald

Sementara itu, Pemerintah Meksiko juga sudah memperingatkan migran Haiti untuk kembali ke negaranya. Bahkan Meksiko akan menerbangkan dua kali pesawat ke Haiti, setelah memulangkan sebanyak 70 migran pada minggu lalu. Bahkan para migran Haiti juga sudah mengajukan suaka di Meksiko. 

Migran Haiti selama ini sudah menjadi masalah besar di Amerika Latin setelah negara paling miskin di Benua Amerika itu dilanda krisis dan ketidakstabilan akibat dampak gempa bumi di tahun 2010. 

Setelah adanya bencana itu, imigran Haiti melakukan migrasi ke Chile dan Brasil untuk mencari kehidupan yang layak. Namun, adanya pandemik COVID-19 dan penolakan sosial dari masyarakat di kedua negara membuat mereka terpaksa pergi dan kembali mengarungi jalan panjang menuju ke Amerika Serikat, dikutip dari Daily Mail. 

Baca Juga: Chile: Warga Unjuk Rasa Terkait Kedatangan Imigran Venezuela

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya