El Salvador: Warga Protes Terhadap Kepemimpinan Nayib Bukele

Bukele disebut menuju ke arah diktator

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga El Salvador pada Minggu (17/10/ 2021) melakukan aksi turun ke jalan sebagai bentuk protes kepada pemerintahan Nayib Bukele. Pasalnya, presiden berusia 40 tahun itu diketahui telah melakukan sejumlah perubahan yang mengarah pada otoriterisme. 

Pada bulan Mei lalu, warga El Salvador juga sudah melakukan aksi demonstrasi lantaran menolak kepemimpinan Bukele. Selain itu, beberapa waktu lalu, warga juga melakukan unjuk rasa menolak penerapan bitcoin di negaranya. 

1. Demo diikuti berbagai golongan dan lapisan masyarakat

Aksi demonstrasi yang digelar di San Salvador kali ini dihadiri oleh kelompok aktivis feminisme, HAM, lingkungan dan sejumlah simpatisan partai politik oposisi. Kesemuanya yang berjumlah hingga ribuan orang berkumpul dengan membawa spanduk bertuliskan, "Bitcoin adalah kesalahan," "Demokrasi tidak dapat dinegosiasikan, tapi dipertahankan" dan berbagai pesan lainnya. 

Para pendemo juga turut membakar patung Presiden Nayib Bukele di plaza pusat San Salvador sebagai bentuk kekecewaan dan penolakan atas kebijakan kontroversialnya yang sudah diterapkan beberapa waktu belakangan ini, dilansir dari DW

"Masyarakat sudah mulai lelah atas pemerintahan otoriterisme, anti demokrasi ini. Dia sudah mengecewakan kami dengan ide-ide buruknya yang berpengaruh terhadap ekonomi, terutama setelah adanya bitcoin" ungkap Ricardo Navarro, kepala NGO lingkungan Salvadoran Center for Appropriate Technology. 

Di samping itu, El Salvador yang selama dua dekade menggunakan dolar AS sebagai mata uangnya menjadi negara pertama yang melegalkan bitcoin sebagai mata uang nasional. Bahkan pemerintah setempat menyebut bila ini akan merevitalisasi ekonomi negara Amerika Tengah itu, dikutip dari France24

2. Sejumlah pendemo memrotes ketidakadilan di El Salvador

Baca Juga: El Salvador Tambang Bitcoin Pakai Energi dari Gunung Berapi

Sementara itu, sejumlah anggota oposisi yang ikut berpartisipasi dalam demo ini juga mengungkapkan protes atas perubahan kebijakan yang diberlakukan Bukele beserta seluruh sekutunya dalam parlemen.

"Ia sudah menyerang independensi yudisial El Salvador. Ini hanyalah sesuatu hal yang dilakukan oleh pemerintahan diktator dan kami tidak ingin ini ada di El Salvador" ungkap Medardo Gonzalez, mantan kepala Partai FMLN. 

Hal ini setelah anggota legislatif yang merupakan sekutu dari Bukele mencopot sejumlah hakim yang berusia di atas 60 tahun dan sudah mengabdi selama lebih dari 30 tahun lamanya, dilansir dari France24

Sedangkan seorang Persatuan Pedagang El Salvador, Wifredos Berrios juga mengikuti aksi protes untuk menentang privatisasi air. Hal ini menyusul adanya perdebatan dalam parlemen terkait jaminan akses air untuk seluruh penduduk dan melarang pihak swasta untuk mengambil alih. 

3. Adanya penyekatan dari polisi dan militer untuk masuk ke San Salvador

Dilaporkan dari El Universo, sejumlah media lokal mengabarkan jika terdapat sejumlah titik pengecekan dan penyekatan dari polisi dan militer di ibu kota San Salvador mengharuskan warga yang masuk untuk diperiksa. 

Diketahui sejumlah orang yang hendak masuk ke ibu kota dipaksa untuk keluar dari kendaraan dan diperiksa satu per satu. Bahkan, polisi dan militer sudah menyita serbuk mesiu dan beberapa senjata tajam. 

Organisasi kemanusiaan Tutela Legal “María Julia Hernández” juga sudah mengecam aksi yang dilakukan aparat kepolisian dan militer. Aparat keamanan juga diketahui menghalangi penduduk di El Mozote untuk ikut dalam aksi protes kali ini. Padahal, penduduk desa itu telah mengalami masa buruk ketika dibantai oleh militer di tahun 1981 dan menewaskan 1.000 warga sipil. 

Sampai saat ini, masih belum diketahui apakah Bukele akan mencalonkan kembali sebagai presiden di tahun 2024. Namun, pada Desember nanti ia sudah menyelesaikan tugasnya sebagai Presiden El Salvador selama dua setengah tahun. 

Baca Juga: El Salvador: Presiden Bukele Sebut Ia Diktator di Twitter

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya