Estonia: Rusia Rekrut Pengungsi Ukraina Jadi Mata-mata

Manfaatkan masuknya pengungsi ke Estonia

Jakarta, IDN Times - Badan Keamanan Internal Estonia (KAPO) mengungkapkan bahwa Rusia melangsungkan rekrutmen pengungsi Ukraina jadi mata-mata di negaranya. Bahkan, otoritas Estonia menyebut motif ini akan semakin intens dalam beberapa bulan ke depan. 

Pada Februari, Badan Intelijen Luar Negeri Estonia (EFIS) meluncurkan buku tahunan yang menyebutkan bahwa Rusia masih jadi ancaman terbesar bagi negara Baltik. Dalam buku tersebut, aktivitas Rusia di Laut Baltik akan semakin agresif dan militer Rusia masih belum mau menyerah di Ukraina. 

Baca Juga: PM Estonia: Rusia Harus Dihukum jika Ingin Berdamai dengan Barat

1. FSB infiltrasi kamp penampungan pengungsi Ukraina

KAPO membeberkan aktivitas Badan Intelijen Federal Rusia (FSB) melalui sebuah wawancara dengan pengungsi perang Ukraina. Ia menyebut terdapat infiltrasi Rusia di kamp penampungan untuk pengungsi. 

"Dari percakapan kami dengan pengungsi perang, FSB memangmelancarkan aksinya kepada warga Ukraina di Rusia dan area yang dikuasai Rusia. Mulai dari infiltrasi hingga interogasi di pintu perbatasan dan melakukan pengecekan, hingga adanya tindak kekerasan," papar KAPO pada Rabu (12/4/2023), dikutip ERR.

"FSB secara sistematis menanyakan warga yang berkunjung ke Rusia setiap hari untuk bekerja. Di perbatasan, mereka menanyakan terkait pandangannya kepada Rusia dan operasi militer khusus ke Ukraina, termasuk soal persekusi Rusia di Estonia," tambahnya. 

Tak hanya itu saja, FSB disebut merekam percakapan tersebut menggunakan kamera tersembunyi maupun kamera terlihat yang disematkan di seragam tentara. 

Baca Juga: Rusia Resmi Usir Dubes Estonia, Diberi Deadline untuk Angkat Kaki

2. Rusia masih jadi ancaman utama bagi Estonia

Estonia: Rusia Rekrut Pengungsi Ukraina Jadi Mata-mataTank milik angkatan bersenjata Rusia. (twitter.com/mod_russia)

Direktur Jenderal KAPO, Arnold Sinisalu menggarisbawahi bahwa ancaman kepada keamanan Estonia dari Rusia masih belum berubah. Ia menyebut Rusia masih punya sumber daya untuk mengancam negaranya, meski masih berfokus melawan Ukraina. 

"Dalam buku tahunan, kami mengungkap acara dalam mendorong perlindungan dan intelijen, termasuk merubah dunia siber, yakni aktivitas pengaruh Rusia yang berada di seluruh kehidupan warga," tutur Sinisalu, dilansir Ukrinform.

"Serangan propaganda itu sudah menjadi hal yang biasa, manipulasi dan tindakan mengkritik rahasia dan mengklasifikasikan informasi yang tersebar luas di Estonia. Namun, seluruh warga sudah punya imun yang kuat," sebutnya. 

Baca Juga: Intelijen Estonia Sebut Rusia sebagai Ancaman Terbesar Negara Baltik

3. Ratusan pengungsi Ukraina daftar suaka di Estonia per minggu

Sebanyak 200-300 pengungsi yang melarikan diri dari perang Rusia-Ukraina mendaftar suaka di Estonia per minggunya. Meski jumlahnya lebih rendah, tapi tetap ada kecenderungan masuknya orang dari Ukraina dibanding yang keluar. 

Pengurus pintu perbatasan Narva, Marek Liiva mengatakan bahwa sekitar 3.000-4.000 orang melintas setiap harinya. Meski mayoritas adalah warga Rusia yang punya izin tinggal permanen di Estonia, adapun pengungsi Ukraina di antaranya. 

"Rata-rata, satu atau dua pengungsi Ukraina datang setiap harinya. Terkadang jumlahnya terus naik, hingga 10 per harinya. Jika keluarga besar dengan dua atau tiga anggota datang, maka jumlahnya akan bertambah," kata Liiva. 

"Warga Ukraina yang sehari-hari tinggal di Federasi Rusia juga ikut datang setiap harinya. Mereka melakukan perjalanan dengan paspor Ukraina dan datang ke Estonia dengan menggunakan visa turis," tambahnya. 

 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya